Cerita Rakyat Malin Kundang Bahasa Inggris & Moral Valuenya

Malin Kundang termasuk cerita rakyat yang identik dengan anak durhaka. Kamu sudah pernah baca cerita ini dalam bahasa Inggris belum? Kalau belum, baca artikel ini, yuk ~
—
Siapa, sih, yang nggak kenal sama Malin Kundang? Secara, cerita rakyat ini sudah hadir sejak tahun 1971 lho, guys. Wow, pasti waktu itu kamu belum ada di dunia ini, kan? Hihi.
Meskipun usianya sudah cukup lama, cerita rakyat ini tetap eksis di tengah-tengah masyarakat, lho. Buktinya, akhir-akhir ini, ada salah satu putri selebgram yang katanya, sih, nggak akur sama emaknya. And yha, netizen menilai kalau sikap dari putri selebgram tersebut mirip kayak Malin Kundang.
But anyway, di artikel ini, kamu bisa membaca cerita rakyat Malin Kundang dalam bahasa Inggris. Tujuannya supaya kamu bisa belajar mengenal cerita legend Indonesia, sekaligus latihan reading.
Siap? Okay, kita mulai dengan mengenal sejarah dari Malin Kundang dulu ya!
Asal-usul Cerita Rakyat Malin Kundang
Malin Kundang berasal dari Sumatra Utara. Ini merupakan cerita rakyat yang sangat populer. Setelah ada batu Malin Kundang di tepi pantai Air Manis, legenda satu ini kian populer di wisatawan lokal dan internasional.

Relief pada Batu Malin Kundang, dikerjakan pada tahun 1980-an oleh Ibenzani Usman.
Sumber: Wikipedia
Malin Kundang adalah sebuah tradisi lokal di Minangkabau yang diwariskan secara turun temurun. Di dalamnya menceritakan tentang perjalanan hidup seorang pemuda bernama Malin Kundang, yang pada awalnya adalah seorang anak yang baik dan penuh kasih kepada ibunya.
Namun, seiring dengan keberhasilannya di perantauan, Malin menjadi sombong. Setelah meraih kesuksesan, Malin kembali ke kampung halamannya dengan kapal yang megah.
Tapi, ia merasa malu untuk mengakui ibunya yang sederhana dan miskin. Long story short, Malin tidak mau mengakui ibunya, akhirnya ia dikutuk jadi batu, deh.
Bagaimana cerita lengkapnya? Scroll down, yuk!
Baca Juga: 10 Cerita Fairy Tale Bahasa Inggris, Nggak Cuma Cinderella!
Cerita Malin Kundang Singkat Bahasa Inggris (Malin Kundang Story)
Kuy, saatnya latihan reading. Kamu juga bisa memperkaya pengetahuan vocab bahasa Inggris-mu melalui cerita Malin Kundang English version ~
Mande Rubayah and Malin Kundang
Once upon a time, in a fishing village in Air Manis, West Sumatra, there lived a fishing family. Due to financial needs, the father decided to venture across the sea.
However, the father never returned to the village, leaving his wife, Mande Rubayah, behind. The mother then raised their child, Malin, on her own. Mande often took Malin with her wherever she went, which is why the child earned the nickname Malin Kundang.
Malin grew up to be an intelligent, yet slightly mischievous boy. He often chased chickens and hit them with a broom. One day, while chasing a chicken, Malin fell and injured his hand on a rock. The wound left a scar on his arm.
As he reached adulthood, Malin felt pity for his mother, who struggled to support them, so he decided to venture out on a trading ship. When he shared his intention with his mother, she did not allow him to go.
Mother Mande was reluctant to let her only child leave. She feared that Malin would become like his father, who had left and never returned.
Baca Juga: 25 Contoh Narrative Text Serta Definisi & Generic Structure
Malin Kundang Ventures Out and Becomes Successful
Despite his mother’s rejection, Malin persisted in persuading her. Seeing Malin’s determination, Mother Mande reluctantly permitted him to leave. After assuring his mother that he would be okay, Malin said goodbye and left Mande alone in the village.
While sailing on his journey, a misfortune struck the ship Malin was on, causing it to be stranded on a beach. The villagers welcomed and helped Malin to stay and work there.
Malin worked diligently, cultivating the fertile land and became increasingly successful. He employed 100 workers and owned several trading ships. After becoming wealthy, Malin married the daughter of a rich merchant.
Meanwhile, Mother Mande never received any news from Malin after he left. For years, she could only gaze at the sea while praying for her son’s safety and hoping for news, or even his return to the village.
Whenever a large ship docked in the village, Mother Mande would always ask the captain and crew about her son. However, no one ever brought news or messages from Malin.
Baca Juga: Mengenal Tips & Trick Story Telling Bahasa Inggris
Malin Kundang Returns to His Hometown
One day, Malin set sail with his wife and several crew members on a large ship. After sailing for a while, their ship docked on an island. Unbeknownst to him, it was Malin’s hometown.
Upon seeing the large ship, the villagers, including Mother Mande, gathered by the beach. They wanted to welcome the ship, which they believed belonged to a sultan or prince.
From a distance, a young man and woman stood on the deck, dressed in luxurious clothing. Mother Mande looked closely and realized that the young man was Malin. As soon as the ship docked and the young couple disembarked, Mother Mande ran to her son.
Up close, Mande saw the scar on the young man’s arm and became increasingly convinced that he was Malin. She embraced him, calling his name and asking about his well-being.
Malin Kundang’s Disobedience
Malin’s wife, standing nearby, was shocked to see an old, ragged woman hugging her husband while claiming to be his mother. It was well-known that Malin had claimed that his parents were nobles and had passed away.
Malin’s wife then asked him who the woman really was. Out of shame in front of his wife, Malin pushed his mother away and spoke harshly to Mande.
Malin denied her as his mother and stated that his mother was not like the dirty and poor Mother Mande. After that, Malin ordered his wife and crew to hurry back to the ship to set sail.
Malin Kundang is Cursed to Become Stone
The elderly Mother Mande collapsed on the sand, crying and heartbroken until she fainted. When she finally regained consciousness, she found herself alone on the beach, and the once-crowded villagers had left her. She also saw that Malin’s ship had sailed far from the shore. While crying, Mande knelt down and raised her hands to pray to God.
Mother Mande prayed that if the young man was not Malin Kundang, she would forgive him for his actions. But if he truly was Malin Kundang, then she cursed him to become a stone.
After Mande prayed, the sky, which had been clear, suddenly turned dark. A heavy rainstorm broke out. Malin’s ship was shattered into pieces by lightning.
The next day, when the storm subsided, the debris of the ship, now turned to stone, was washed ashore on an island. Among the wreckage on the beach, there was a chunk of stone shaped like a bowing human figure, surrounded by anchovies, milkfish, and mackerel swimming among the stones.
The local people believed that the stone was the body of Malin, cursed to become stone for his disobedience to his mother, while the fish nearby were fragments of his wife’s body searching for her husband.
Baca Juga: Apa Itu Fracture Story? Kenali Definisi, Tujuan, dan Contohnya
Moral Value Malin Kundang
Jadi, kira-kira apa hikmah Malin Kundang yang bisa kita pelajari dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari? Simak di bawah ini, yuk!
1. Penghormatan kepada Orang Tua
Cerita ini menekankan pentingnya menghormati dan menghargai orang tua.
Jangan kayak Malin Kundang ya dek ya. Malin mengabaikan ibunya setelah ia menjadi kaya, yang berujung pada kutukan dan kehilangan.
2. Pentingnya Rasa Syukur
Malin Kundang tidak bersyukur atas kesuksesan yang didapatkan dan melupakan asal-usulnya.
Cerita ini mengajarkan bahwa kita harus selalu bersyukur atas apa yang kita miliki dan tidak melupakan orang-orang yang telah berjuang untuk kita. Singkatnya, jangan sampai jadi orang yang kacang lupa kulitnya.
3. Kejujuran dalam Identitas Diri
Malin berpura-pura menjadi orang lain dan menyembunyikan identitas aslinya. Cerita ini menyoroti pentingnya kejujuran dan penerimaan diri, serta bagaimana menyembunyikan kebenaran dapat menyebabkan kehancuran.
Hmm, nggak perlu pura-pura jadi orang lain ya, guys. Just be yourself!
Baca Juga: 15 Cerpen Bahasa Inggris, Lengkap dengan Struktur dan Ciri-Cirinya
—
Last but not least, yuk, sayangi orang tua kamu, terutama ibu, mama, atau mommy yang sudah mengasihi kamu sejak kecil.
Salah satu cara menunjukkan rasa sayangmu adalah dengan rajin belajar, guys. Termasuk belajar bahasa Inggris. Soalnya, bahasa Inggris merupakan modal utama supaya kamu bisa membuka gerbang untuk mendapat pendidikan dan karier yang gemilang.
Tapi.. belajarnya di English Academy ya! Soalnya, para pengajar English Academy sudah berpengalaman dan tersertifikasi internasional. Belajarnya pun interaktif, bestie. Jadi, kamu akan lebih mudah memahami materi yang diajarkan.
Cobain Kelas Gratis-nya, yuk? Klik gambar di bawah ya. Kami tunggu!
References:
Cerita Rakyat Sumatra Barat: Legenda Malin Kundang. Indonesia Kaya. 05 July 2024 [online] Available at https://indonesiakaya.com/pustaka-indonesia/cerita-rakyat-sumatra-barat-legenda-malin-kundang/ (Accessed at 20 October 2024)
Oleh Crisco 1492 – Karya sendiri, CC BY-SA 4.0, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=56292813
Malin Kundang termasuk cerita rakyat yang identik dengan anak durhaka. Kamu sudah pernah baca cerita ini dalam bahasa Inggris belum? Kalau belum, baca artikel ini, yuk ~
—
Siapa, sih, yang nggak kenal sama Malin Kundang? Secara, cerita rakyat ini sudah hadir sejak tahun 1971 lho, guys. Wow, pasti waktu itu kamu belum ada di dunia ini, kan? Hihi.
Meskipun usianya sudah cukup lama, cerita rakyat ini tetap eksis di tengah-tengah masyarakat, lho. Buktinya, akhir-akhir ini, ada salah satu putri selebgram yang katanya, sih, nggak akur sama emaknya. And yha, netizen menilai kalau sikap dari putri selebgram tersebut mirip kayak Malin Kundang.
But anyway, di artikel ini, kamu bisa membaca cerita rakyat Malin Kundang dalam bahasa Inggris. Tujuannya supaya kamu bisa belajar mengenal cerita legend Indonesia, sekaligus latihan reading.
Siap? Okay, kita mulai dengan mengenal sejarah dari Malin Kundang dulu ya!
Asal-usul Cerita Rakyat Malin Kundang
Malin Kundang berasal dari Sumatra Utara. Ini merupakan cerita rakyat yang sangat populer. Setelah ada batu Malin Kundang di tepi pantai Air Manis, legenda satu ini kian populer di wisatawan lokal dan internasional.
Relief pada Batu Malin Kundang, dikerjakan pada tahun 1980-an oleh Ibenzani Usman.
Sumber: Wikipedia
Malin Kundang adalah sebuah tradisi lokal di Minangkabau yang diwariskan secara turun temurun. Di dalamnya menceritakan tentang perjalanan hidup seorang pemuda bernama Malin Kundang, yang pada awalnya adalah seorang anak yang baik dan penuh kasih kepada ibunya.
Namun, seiring dengan keberhasilannya di perantauan, Malin menjadi sombong. Setelah meraih kesuksesan, Malin kembali ke kampung halamannya dengan kapal yang megah.
Tapi, ia merasa malu untuk mengakui ibunya yang sederhana dan miskin. Long story short, Malin tidak mau mengakui ibunya, akhirnya ia dikutuk jadi batu, deh.
Bagaimana cerita lengkapnya? Scroll down, yuk!
Baca Juga: 10 Cerita Fairy Tale Bahasa Inggris, Nggak Cuma Cinderella!
Cerita Malin Kundang Singkat Bahasa Inggris (Malin Kundang Story)
Kuy, saatnya latihan reading. Kamu juga bisa memperkaya pengetahuan vocab bahasa Inggris-mu melalui cerita Malin Kundang English version ~
Mande Rubayah and Malin Kundang
Once upon a time, in a fishing village in Air Manis, West Sumatra, there lived a fishing family. Due to financial needs, the father decided to venture across the sea.
However, the father never returned to the village, leaving his wife, Mande Rubayah, behind. The mother then raised their child, Malin, on her own. Mande often took Malin with her wherever she went, which is why the child earned the nickname Malin Kundang.
Malin grew up to be an intelligent, yet slightly mischievous boy. He often chased chickens and hit them with a broom. One day, while chasing a chicken, Malin fell and injured his hand on a rock. The wound left a scar on his arm.
As he reached adulthood, Malin felt pity for his mother, who struggled to support them, so he decided to venture out on a trading ship. When he shared his intention with his mother, she did not allow him to go.
Mother Mande was reluctant to let her only child leave. She feared that Malin would become like his father, who had left and never returned.
Baca Juga: 25 Contoh Narrative Text Serta Definisi & Generic Structure
Malin Kundang Ventures Out and Becomes Successful
Despite his mother’s rejection, Malin persisted in persuading her. Seeing Malin’s determination, Mother Mande reluctantly permitted him to leave. After assuring his mother that he would be okay, Malin said goodbye and left Mande alone in the village.
While sailing on his journey, a misfortune struck the ship Malin was on, causing it to be stranded on a beach. The villagers welcomed and helped Malin to stay and work there.
Malin worked diligently, cultivating the fertile land and became increasingly successful. He employed 100 workers and owned several trading ships. After becoming wealthy, Malin married the daughter of a rich merchant.
Meanwhile, Mother Mande never received any news from Malin after he left. For years, she could only gaze at the sea while praying for her son’s safety and hoping for news, or even his return to the village.
Whenever a large ship docked in the village, Mother Mande would always ask the captain and crew about her son. However, no one ever brought news or messages from Malin.
Baca Juga: Mengenal Tips & Trick Story Telling Bahasa Inggris
Malin Kundang Returns to His Hometown
One day, Malin set sail with his wife and several crew members on a large ship. After sailing for a while, their ship docked on an island. Unbeknownst to him, it was Malin’s hometown.
Upon seeing the large ship, the villagers, including Mother Mande, gathered by the beach. They wanted to welcome the ship, which they believed belonged to a sultan or prince.
From a distance, a young man and woman stood on the deck, dressed in luxurious clothing. Mother Mande looked closely and realized that the young man was Malin. As soon as the ship docked and the young couple disembarked, Mother Mande ran to her son.
Up close, Mande saw the scar on the young man’s arm and became increasingly convinced that he was Malin. She embraced him, calling his name and asking about his well-being.
Malin Kundang’s Disobedience
Malin’s wife, standing nearby, was shocked to see an old, ragged woman hugging her husband while claiming to be his mother. It was well-known that Malin had claimed that his parents were nobles and had passed away.
Malin’s wife then asked him who the woman really was. Out of shame in front of his wife, Malin pushed his mother away and spoke harshly to Mande.
Malin denied her as his mother and stated that his mother was not like the dirty and poor Mother Mande. After that, Malin ordered his wife and crew to hurry back to the ship to set sail.
Malin Kundang is Cursed to Become Stone
The elderly Mother Mande collapsed on the sand, crying and heartbroken until she fainted. When she finally regained consciousness, she found herself alone on the beach, and the once-crowded villagers had left her. She also saw that Malin’s ship had sailed far from the shore. While crying, Mande knelt down and raised her hands to pray to God.
Mother Mande prayed that if the young man was not Malin Kundang, she would forgive him for his actions. But if he truly was Malin Kundang, then she cursed him to become a stone.
After Mande prayed, the sky, which had been clear, suddenly turned dark. A heavy rainstorm broke out. Malin’s ship was shattered into pieces by lightning.
The next day, when the storm subsided, the debris of the ship, now turned to stone, was washed ashore on an island. Among the wreckage on the beach, there was a chunk of stone shaped like a bowing human figure, surrounded by anchovies, milkfish, and mackerel swimming among the stones.
The local people believed that the stone was the body of Malin, cursed to become stone for his disobedience to his mother, while the fish nearby were fragments of his wife’s body searching for her husband.
Baca Juga: Apa Itu Fracture Story? Kenali Definisi, Tujuan, dan Contohnya
Moral Value Malin Kundang
Jadi, kira-kira apa hikmah Malin Kundang yang bisa kita pelajari dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari? Simak di bawah ini, yuk!
1. Penghormatan kepada Orang Tua
Cerita ini menekankan pentingnya menghormati dan menghargai orang tua.
Jangan kayak Malin Kundang ya dek ya. Malin mengabaikan ibunya setelah ia menjadi kaya, yang berujung pada kutukan dan kehilangan.
2. Pentingnya Rasa Syukur
Malin Kundang tidak bersyukur atas kesuksesan yang didapatkan dan melupakan asal-usulnya.
Cerita ini mengajarkan bahwa kita harus selalu bersyukur atas apa yang kita miliki dan tidak melupakan orang-orang yang telah berjuang untuk kita. Singkatnya, jangan sampai jadi orang yang kacang lupa kulitnya.
3. Kejujuran dalam Identitas Diri
Malin berpura-pura menjadi orang lain dan menyembunyikan identitas aslinya. Cerita ini menyoroti pentingnya kejujuran dan penerimaan diri, serta bagaimana menyembunyikan kebenaran dapat menyebabkan kehancuran.
Hmm, nggak perlu pura-pura jadi orang lain ya, guys. Just be yourself!
Baca Juga: 15 Cerpen Bahasa Inggris, Lengkap dengan Struktur dan Ciri-Cirinya
—
Last but not least, yuk, sayangi orang tua kamu, terutama ibu, mama, atau mommy yang sudah mengasihi kamu sejak kecil.
Salah satu cara menunjukkan rasa sayangmu adalah dengan rajin belajar, guys. Termasuk belajar bahasa Inggris. Soalnya, bahasa Inggris merupakan modal utama supaya kamu bisa membuka gerbang untuk mendapat pendidikan dan karier yang gemilang.
Tapi.. belajarnya di English Academy ya! Soalnya, para pengajar English Academy sudah berpengalaman dan tersertifikasi internasional. Belajarnya pun interaktif, bestie. Jadi, kamu akan lebih mudah memahami materi yang diajarkan.
Cobain Kelas Gratis-nya, yuk? Klik gambar di bawah ya. Kami tunggu!
References:
Cerita Rakyat Sumatra Barat: Legenda Malin Kundang. Indonesia Kaya. 05 July 2024 [online] Available at https://indonesiakaya.com/pustaka-indonesia/cerita-rakyat-sumatra-barat-legenda-malin-kundang/ (Accessed at 20 October 2024)
Oleh Crisco 1492 – Karya sendiri, CC BY-SA 4.0, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=56292813