Dongeng Bawang Merah Bawang Putih dalam Bahasa Inggris

Parents, dongeng bawang merah bawang putih merupakan salah satu fairytale yang cukup legend. Yuk, beri pemahaman pada Si Kecil mengenai perbedaan baik dan jahat melalui cerita ini!
—
Parents, dongeng Bawang Merah dan Bawang Putih adalah salah satu cerita klasik yang legendaris. Cerita ini bisa menjadi cara menyenangkan untuk mengenalkan Si Kecil pada perbedaan antara sifat baik dan sifat jahat melalui tokoh-tokohnya.
Melalui kisah ini, Si Kecil dapat belajar bahwa setiap perbuatan baik maupun buruk akan kembali pada diri sendiri.
Jika parents ingin mengajarkan nilai-nilai moral sekaligus melatih kemampuan bahasa Inggris Si Kecil, cobalah membacakan versi bahasa Inggris dari dongeng Bawang Merah dan Bawang Putih di artikel ini!
Asal-usul Cerita Bawang Merah dan Bawang Putih
Bawang Merah dan Bawang Putih termasuk salah satu cerita rakyat Indonesia, yang juga bisa dikategorikan sebagai fairy tale atau folk tale.
Mengutip dari berbagai sumber, dongeng ini berasal dari daerah Riau. Meski demikian, kisahnya telah menyebar luas melalui tradisi lisan, terutama di wilayah Sumatra dan Jawa. Selain itu, ini menjadi salah satu cerita klasik yang melekat di ingatan masyarakat.
Cerita ini mengisahkan dua gadis dengan kepribadian yang sangat bertolak belakang. Bawang Merah digambarkan sebagai anak tiri yang pemalas, iri hati, dan suka menyiksa. Sementara itu, Bawang Putih dikenal sebagai gadis yang rajin, baik hati, dan penyabar.
Selayaknya dongeng klasik yang lain, kisah ini sarat dengan pesan moral. Parents dapat mengarahkan Si Kecil tentang pentingnya kejujuran, kerja keras, dan ketulusan dari kisah ini.
Dalam beberapa versi, dongeng ini juga memuat unsur-unsur magis seperti labu ajaib, ikan emas, atau hantu baik hati yang menjadi simbol hadiah atas kebaikan hati Bawang Putih.
Bagaimana cerita lengkapnya? Scroll down ya, parents!
Baca Juga: 25 Contoh Narrative Text Serta Definisi & Generic Structure
Cerita Bawang Merah Bawang Putih Bahasa Inggris Singkat
The Story of Bawang Merah and Bawang Putih
Once upon a time, there lived a happy family. They had a beautiful daughter named Bawang Putih.
However, one day, Bawang Putih’s mother fell ill and eventually passed away. After that, Bawang Putih lived alone with her father, who was a merchant and often traveled far from home.
Not wanting to leave Bawang Putih all alone, her father decided to remarry a widow who had a daughter named Bawang Merah.
“From now on, you’ll have a stepmother and a stepsister. Her name is Bawang Merah,” said the father. Bawang Putih felt happy to have a new family. At first, her stepmother and Bawang Merah were kind and sweet to her. But unfortunately, their kindness didn’t last.
They only treated Bawang Putih nicely when her father was around. As soon as he left for a business trip, they made her do all the household chores like a servant.
Bawang Putih’s misery didn’t stop there. Not long after, her father also fell ill and passed away. From then on, the stepmother and Bawang Merah became even more cruel toward her.
“From now on, you will do all the chores every day,” said her stepmother after her father’s funeral.
Even Bawang Putih’s time to rest became very limited. Every day, she had to serve all the needs of her stepmother and Bawang Merah.
One morning, while Bawang Putih was washing clothes by the river, one of Bawang Merah’s favorite shawls accidentally got swept away by the current.
“Sister, I’m so sorry… your shawl was swept away in the river,” said Bawang Putih.
Bawang Merah got very angry and ordered her to find it, warning her not to come home until she did. So, Bawang Putih walked along the river in search of the shawl. Even late into the night, she hadn’t found it.
While she was still searching, she saw a small hut by the riverside. The hut was occupied by a lonely old woman. Bawang Putih asked for permission to spend the night there, and the kind old woman allowed her to stay.
The old woman asked why she was there, and Bawang Putih told her everything that had happened. The woman listened with sympathy and told her that she had found the missing shawl.
However, she would only return the shawl if Bawang Putih stayed with her and helped around the house for one week. Bawang Putih agreed happily and worked diligently during her stay.
A week passed, and it was time for her to return home. Impressed by Bawang Putih’s kindness and hard work, the old woman not only gave back the shawl but also offered her a gift: a choice between two pumpkins to bring home.
At first, Bawang Putih wanted to refuse. But out of respect, she chose the smaller one, saying she was afraid the bigger one would be too heavy to carry.
The old woman simply smiled at her reasoning.
When Bawang Putih arrived home, she returned the shawl to Bawang Merah and went straight to the kitchen to cut the pumpkin open.
To her surprise, inside the small pumpkin was a treasure trove of gold and jewels.
Her stepmother, who saw it by accident, immediately took all the treasure and forced Bawang Putih to explain where she had gotten the magical pumpkin.
After hearing the story, greed filled her heart. The next morning, she told Bawang Merah to do exactly what Bawang Putih had done, hoping she could return with a much larger pumpkin.
In short, the lazy Bawang Merah went to the old woman’s hut and stayed there for a week. But because of her bad attitude and laziness, she didn’t help the old woman at all.
When the week was over, the old woman still let her choose a pumpkin. Without hesitation, Bawang Merah grabbed the largest one and rushed home without even thanking her.
Her mother was overjoyed when she saw the big pumpkin, thinking it must contain even more treasure than Bawang Putih’s.
Afraid Bawang Putih might ask for a share, they sent her to wash clothes at the river again. Then they locked themselves in a room and excitedly cut the pumpkin open.
To their horror, instead of treasure, the pumpkin was full of snakes, scorpions, centipedes, and other poisonous creatures. The animals bit both Bawang Merah and her mother.
In the end, they realized the error of their ways and begged Bawang Putih for forgiveness.
Terjemahan Bahasa Indonesia
Cerita Bawang Merah dan Bawang Putih
Pada zaman dahulu, hiduplah sebuah keluarga bahagia. Mereka memiliki seorang putri cantik bernama Bawang Putih.
Namun kebahagiaan itu tak berlangsung lama. Sang ibu jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia. Sejak saat itu, Bawang Putih hanya tinggal bersama ayahnya yang berprofesi sebagai pedagang dan sering bepergian jauh.
Karena tak tega meninggalkan Bawang Putih sendirian di rumah, sang ayah memutuskan untuk menikah lagi dengan seorang janda yang juga memiliki anak perempuan bernama Bawang Merah.
“Nak, mulai sekarang kamu punya ibu dan kakak baru. Namanya Bawang Merah,” ujar ayahnya.
Awalnya, Bawang Putih sangat senang karena merasa tidak sendirian lagi. Ibu tiri dan Bawang Merah pun bersikap manis padanya. Tapi ternyata, itu cuma pura-pura. Mereka hanya bersikap baik saat ayah Bawang Putih ada di rumah.
Begitu ayahnya pergi berdagang, sifat asli mereka muncul. Bawang Putih dipaksa mengerjakan semua pekerjaan rumah layaknya pembantu.
Nasib malang Bawang Putih belum berakhir. Tak lama kemudian, ayahnya pun sakit dan meninggal dunia. Sejak itu, ibu tiri dan Bawang Merah semakin kejam. Mereka memperlakukan Bawang Putih dengan buruk, menyuruhnya bekerja dari pagi hingga malam tanpa istirahat yang cukup.
Suatu pagi saat mencuci di sungai, Bawang Putih tak sengaja membuat selendang kesayangan Bawang Merah hanyut terbawa arus.
“Kak, maaf… selendangmu hanyut di sungai,” kata Bawang Putih dengan rasa bersalah.
Bawang Merah marah besar dan memaksa Bawang Putih mencari selendang itu. Dia tidak diizinkan pulang sebelum menemukannya.
Bawang Putih pun menyusuri sungai hingga malam. Belum juga menemukan selendang itu, ia melihat sebuah gubuk kecil di tepi sungai. Ternyata, di dalamnya tinggal seorang nenek tua yang hidup sendirian.
Dengan sopan, Bawang Putih meminta izin untuk bermalam. Nenek itu menyambutnya dengan ramah dan bertanya mengapa ia bisa sampai ke tempat itu. Bawang Putih pun menceritakan semua yang ia alami.
Nenek itu merasa iba dan mengatakan bahwa ia menemukan selendang yang dicari Bawang Putih. Tapi ada satu syarat: Bawang Putih harus tinggal bersamanya selama seminggu dan membantunya.
Bawang Putih menyanggupi tanpa ragu. Ia membantu nenek itu dengan rajin dan tulus setiap hari.
Setelah satu minggu berlalu, Bawang Putih pamit pulang. Sebagai tanda terima kasih, sang nenek tidak hanya mengembalikan selendangnya, tetapi juga memberi hadiah. Ia menyuruh Bawang Putih memilih satu dari dua buah labu.
Awalnya Bawang Putih menolak karena merasa sudah cukup mendapat selendang. Tapi karena tak ingin menyinggung perasaan sang nenek, ia memilih labu yang kecil saja.
Setibanya di rumah, Bawang Putih langsung mengembalikan selendang milik Bawang Merah dan membawa labu kecil itu ke dapur.
Betapa terkejutnya ia saat membelah labu itu. Isinya adalah emas dan permata yang sangat banyak!
Ibu tirinya yang melihat kejadian itu langsung merebut semua harta tersebut dan memaksa Bawang Putih menceritakan dari mana ia mendapatkannya.
Setelah mendengar ceritanya, timbullah niat jahat dalam hati sang ibu tiri. Ia menyuruh Bawang Merah pergi ke gubuk yang sama dengan harapan bisa membawa pulang labu yang lebih besar dan lebih banyak emas.
Bawang Merah pun pergi dan tinggal di rumah nenek itu. Tapi karena sifatnya yang malas dan tidak sopan, ia hanya bermalas-malasan dan enggan membantu.
Saat waktunya pulang tiba, nenek itu tetap memberinya hadiah: memilih satu dari dua labu. Tanpa pikir panjang, Bawang Merah langsung mengambil labu yang paling besar dan buru-buru pulang tanpa mengucapkan terima kasih.
Ibu tirinya sangat senang melihat ukuran labu yang dibawa pulang anaknya. Diam-diam, mereka mengunci diri di kamar agar tidak diketahui oleh Bawang Putih.
Dengan penuh semangat mereka membelah labu itu. Tapi ternyata isinya bukan emas, melainkan ular, kalajengking, dan hewan-hewan berbisa lainnya.
Hewan-hewan itu menggigit mereka hingga mereka menjerit ketakutan. Akhirnya, ibu tiri dan Bawang Merah sadar bahwa sikap mereka selama ini salah.
Dengan penuh penyesalan, mereka meminta maaf kepada Bawang Putih.
Baca Juga: Cerita Rakyat Bahasa Inggris: Danau Toba dan Moral Value-nya
Nilai Moral Bawang Merah Bawang Putih
Yuk, ajarkan Si Kecil beberapa hal di bawah ini:
1. Kebaikan Hati Akan Membawa Kebaikan Pula
Parents, melalui tokoh Bawang Putih, Si Kecil bisa belajar bahwa bersikap baik, jujur, dan tidak mengeluh dalam menjalani tugas sehari-hari adalah sikap yang patut diteladani.
Ajak Si Kecil memahami bahwa kebaikan, sekecil apa pun, pasti akan kembali pada diri kita sendiri.
2. Keserakahan Dapat Membawa Akibat Buruk
Cerita ini juga bisa menjadi cara yang efektif untuk menjelaskan kepada Si Kecil bahwa sikap serakah dan suka membandingkan diri dengan orang lain akan membawanya pada hal-hal yang tidak menyenangkan.
Cobalah lontarkan pertanyaan ini pada Si Kecil, “Apa ya yang terjadi kalau kita tidak bersyukur atas segala hal yang kita dapatkan?”
3. Jangan Meremehkan Orang yang Tenang
Bawang Putih yang lembut justru menjadi tokoh paling kuat di cerita ini. Ajak Si Kecil untuk menghargai teman-temannya yang pendiam di sekolah.
Jelaskan padanya bahwa setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing.
4. Belajar Sopan Santun dan Tahu Terima Kasih
Parents bisa menjadikan bagian ini sebagai momen untuk menanamkan pentingnya bersikap sopan, seperti mengucapkan terima kasih dan membantu orang lain dengan tulus.
Tanyakan pada Si Kecil, “Kalau kamu jadi Bawang Merah, apa yang seharusnya kamu lakukan setelah dapat hadiah dari nenek?”
Agar Si Kecil dapat menjawab pertanyaan tersebut, akan lebih baik jika parents membacakan ia dongeng Bawang Merah dan Bawang Putih dalam dua versi, yaitu Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia.
5. Kejujuran Selalu Lebih Baik dari Kebohongan
Cerita ini mengajarkan bahwa berkata jujur, meskipun tidak mudah, akan selalu membawa kebaikan.
Ajak Si Kecil membayangkan bagaimana jika Bawang Putih memilih untuk berbohong atau tidak mengakui kesalahannya.
Dengan begitu, Si Kecil bisa melihat bahwa kejujuran adalah hal yang perlu ditanamkan dalam dirinya sejak dini.
Baca Juga: Cerita Rakyat Bahasa Inggris: Roro Jonggrang
—
Parents, itulah cerita Bawang Merah dan Bawang Putih bahasa Inggris yang bisa dijadikan sebagai pengantar tidur Si Kecil.
Selain menghibur, rutinitas membacakan dongeng bahasa Inggris bisa menjadi salah satu cara ampuh untuk melatih keterampilan bahasa Inggrisnya, terutama dalam aspek listening.
Ingin Si Kecil semakin jago berbahasa Inggris? Yuk, ajak ia untuk mengikuti kelas English Academy Dasher! Kelasnya yang interaktif dapat memotivasi Si Kecil untuk ikut aktif dalam setiap pembelajaran, lho.
Tertarik? Parents dapat mendaftarkan Si Kecil di Coba Kelas GRATIS, sekarang!

Parents, dongeng bawang merah bawang putih merupakan salah satu fairytale yang cukup legend. Yuk, beri pemahaman pada Si Kecil mengenai perbedaan baik dan jahat melalui cerita ini!
—
Parents, dongeng Bawang Merah dan Bawang Putih adalah salah satu cerita klasik yang legendaris. Cerita ini bisa menjadi cara menyenangkan untuk mengenalkan Si Kecil pada perbedaan antara sifat baik dan sifat jahat melalui tokoh-tokohnya.
Melalui kisah ini, Si Kecil dapat belajar bahwa setiap perbuatan baik maupun buruk akan kembali pada diri sendiri.
Jika parents ingin mengajarkan nilai-nilai moral sekaligus melatih kemampuan bahasa Inggris Si Kecil, cobalah membacakan versi bahasa Inggris dari dongeng Bawang Merah dan Bawang Putih di artikel ini!
Asal-usul Cerita Bawang Merah dan Bawang Putih
Bawang Merah dan Bawang Putih termasuk salah satu cerita rakyat Indonesia, yang juga bisa dikategorikan sebagai fairy tale atau folk tale.
Mengutip dari berbagai sumber, dongeng ini berasal dari daerah Riau. Meski demikian, kisahnya telah menyebar luas melalui tradisi lisan, terutama di wilayah Sumatra dan Jawa. Selain itu, ini menjadi salah satu cerita klasik yang melekat di ingatan masyarakat.
Cerita ini mengisahkan dua gadis dengan kepribadian yang sangat bertolak belakang. Bawang Merah digambarkan sebagai anak tiri yang pemalas, iri hati, dan suka menyiksa. Sementara itu, Bawang Putih dikenal sebagai gadis yang rajin, baik hati, dan penyabar.
Selayaknya dongeng klasik yang lain, kisah ini sarat dengan pesan moral. Parents dapat mengarahkan Si Kecil tentang pentingnya kejujuran, kerja keras, dan ketulusan dari kisah ini.
Dalam beberapa versi, dongeng ini juga memuat unsur-unsur magis seperti labu ajaib, ikan emas, atau hantu baik hati yang menjadi simbol hadiah atas kebaikan hati Bawang Putih.
Bagaimana cerita lengkapnya? Scroll down ya, parents!
Baca Juga: 25 Contoh Narrative Text Serta Definisi & Generic Structure
Cerita Bawang Merah Bawang Putih Bahasa Inggris Singkat
The Story of Bawang Merah and Bawang Putih
Once upon a time, there lived a happy family. They had a beautiful daughter named Bawang Putih.
However, one day, Bawang Putih’s mother fell ill and eventually passed away. After that, Bawang Putih lived alone with her father, who was a merchant and often traveled far from home.
Not wanting to leave Bawang Putih all alone, her father decided to remarry a widow who had a daughter named Bawang Merah.
“From now on, you’ll have a stepmother and a stepsister. Her name is Bawang Merah,” said the father. Bawang Putih felt happy to have a new family. At first, her stepmother and Bawang Merah were kind and sweet to her. But unfortunately, their kindness didn’t last.
They only treated Bawang Putih nicely when her father was around. As soon as he left for a business trip, they made her do all the household chores like a servant.
Bawang Putih’s misery didn’t stop there. Not long after, her father also fell ill and passed away. From then on, the stepmother and Bawang Merah became even more cruel toward her.
“From now on, you will do all the chores every day,” said her stepmother after her father’s funeral.
Even Bawang Putih’s time to rest became very limited. Every day, she had to serve all the needs of her stepmother and Bawang Merah.
One morning, while Bawang Putih was washing clothes by the river, one of Bawang Merah’s favorite shawls accidentally got swept away by the current.
“Sister, I’m so sorry… your shawl was swept away in the river,” said Bawang Putih.
Bawang Merah got very angry and ordered her to find it, warning her not to come home until she did. So, Bawang Putih walked along the river in search of the shawl. Even late into the night, she hadn’t found it.
While she was still searching, she saw a small hut by the riverside. The hut was occupied by a lonely old woman. Bawang Putih asked for permission to spend the night there, and the kind old woman allowed her to stay.
The old woman asked why she was there, and Bawang Putih told her everything that had happened. The woman listened with sympathy and told her that she had found the missing shawl.
However, she would only return the shawl if Bawang Putih stayed with her and helped around the house for one week. Bawang Putih agreed happily and worked diligently during her stay.
A week passed, and it was time for her to return home. Impressed by Bawang Putih’s kindness and hard work, the old woman not only gave back the shawl but also offered her a gift: a choice between two pumpkins to bring home.
At first, Bawang Putih wanted to refuse. But out of respect, she chose the smaller one, saying she was afraid the bigger one would be too heavy to carry.
The old woman simply smiled at her reasoning.
When Bawang Putih arrived home, she returned the shawl to Bawang Merah and went straight to the kitchen to cut the pumpkin open.
To her surprise, inside the small pumpkin was a treasure trove of gold and jewels.
Her stepmother, who saw it by accident, immediately took all the treasure and forced Bawang Putih to explain where she had gotten the magical pumpkin.
After hearing the story, greed filled her heart. The next morning, she told Bawang Merah to do exactly what Bawang Putih had done, hoping she could return with a much larger pumpkin.
In short, the lazy Bawang Merah went to the old woman’s hut and stayed there for a week. But because of her bad attitude and laziness, she didn’t help the old woman at all.
When the week was over, the old woman still let her choose a pumpkin. Without hesitation, Bawang Merah grabbed the largest one and rushed home without even thanking her.
Her mother was overjoyed when she saw the big pumpkin, thinking it must contain even more treasure than Bawang Putih’s.
Afraid Bawang Putih might ask for a share, they sent her to wash clothes at the river again. Then they locked themselves in a room and excitedly cut the pumpkin open.
To their horror, instead of treasure, the pumpkin was full of snakes, scorpions, centipedes, and other poisonous creatures. The animals bit both Bawang Merah and her mother.
In the end, they realized the error of their ways and begged Bawang Putih for forgiveness.
Terjemahan Bahasa Indonesia
Cerita Bawang Merah dan Bawang Putih
Pada zaman dahulu, hiduplah sebuah keluarga bahagia. Mereka memiliki seorang putri cantik bernama Bawang Putih.
Namun kebahagiaan itu tak berlangsung lama. Sang ibu jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia. Sejak saat itu, Bawang Putih hanya tinggal bersama ayahnya yang berprofesi sebagai pedagang dan sering bepergian jauh.
Karena tak tega meninggalkan Bawang Putih sendirian di rumah, sang ayah memutuskan untuk menikah lagi dengan seorang janda yang juga memiliki anak perempuan bernama Bawang Merah.
“Nak, mulai sekarang kamu punya ibu dan kakak baru. Namanya Bawang Merah,” ujar ayahnya.
Awalnya, Bawang Putih sangat senang karena merasa tidak sendirian lagi. Ibu tiri dan Bawang Merah pun bersikap manis padanya. Tapi ternyata, itu cuma pura-pura. Mereka hanya bersikap baik saat ayah Bawang Putih ada di rumah.
Begitu ayahnya pergi berdagang, sifat asli mereka muncul. Bawang Putih dipaksa mengerjakan semua pekerjaan rumah layaknya pembantu.
Nasib malang Bawang Putih belum berakhir. Tak lama kemudian, ayahnya pun sakit dan meninggal dunia. Sejak itu, ibu tiri dan Bawang Merah semakin kejam. Mereka memperlakukan Bawang Putih dengan buruk, menyuruhnya bekerja dari pagi hingga malam tanpa istirahat yang cukup.
Suatu pagi saat mencuci di sungai, Bawang Putih tak sengaja membuat selendang kesayangan Bawang Merah hanyut terbawa arus.
“Kak, maaf… selendangmu hanyut di sungai,” kata Bawang Putih dengan rasa bersalah.
Bawang Merah marah besar dan memaksa Bawang Putih mencari selendang itu. Dia tidak diizinkan pulang sebelum menemukannya.
Bawang Putih pun menyusuri sungai hingga malam. Belum juga menemukan selendang itu, ia melihat sebuah gubuk kecil di tepi sungai. Ternyata, di dalamnya tinggal seorang nenek tua yang hidup sendirian.
Dengan sopan, Bawang Putih meminta izin untuk bermalam. Nenek itu menyambutnya dengan ramah dan bertanya mengapa ia bisa sampai ke tempat itu. Bawang Putih pun menceritakan semua yang ia alami.
Nenek itu merasa iba dan mengatakan bahwa ia menemukan selendang yang dicari Bawang Putih. Tapi ada satu syarat: Bawang Putih harus tinggal bersamanya selama seminggu dan membantunya.
Bawang Putih menyanggupi tanpa ragu. Ia membantu nenek itu dengan rajin dan tulus setiap hari.
Setelah satu minggu berlalu, Bawang Putih pamit pulang. Sebagai tanda terima kasih, sang nenek tidak hanya mengembalikan selendangnya, tetapi juga memberi hadiah. Ia menyuruh Bawang Putih memilih satu dari dua buah labu.
Awalnya Bawang Putih menolak karena merasa sudah cukup mendapat selendang. Tapi karena tak ingin menyinggung perasaan sang nenek, ia memilih labu yang kecil saja.
Setibanya di rumah, Bawang Putih langsung mengembalikan selendang milik Bawang Merah dan membawa labu kecil itu ke dapur.
Betapa terkejutnya ia saat membelah labu itu. Isinya adalah emas dan permata yang sangat banyak!
Ibu tirinya yang melihat kejadian itu langsung merebut semua harta tersebut dan memaksa Bawang Putih menceritakan dari mana ia mendapatkannya.
Setelah mendengar ceritanya, timbullah niat jahat dalam hati sang ibu tiri. Ia menyuruh Bawang Merah pergi ke gubuk yang sama dengan harapan bisa membawa pulang labu yang lebih besar dan lebih banyak emas.
Bawang Merah pun pergi dan tinggal di rumah nenek itu. Tapi karena sifatnya yang malas dan tidak sopan, ia hanya bermalas-malasan dan enggan membantu.
Saat waktunya pulang tiba, nenek itu tetap memberinya hadiah: memilih satu dari dua labu. Tanpa pikir panjang, Bawang Merah langsung mengambil labu yang paling besar dan buru-buru pulang tanpa mengucapkan terima kasih.
Ibu tirinya sangat senang melihat ukuran labu yang dibawa pulang anaknya. Diam-diam, mereka mengunci diri di kamar agar tidak diketahui oleh Bawang Putih.
Dengan penuh semangat mereka membelah labu itu. Tapi ternyata isinya bukan emas, melainkan ular, kalajengking, dan hewan-hewan berbisa lainnya.
Hewan-hewan itu menggigit mereka hingga mereka menjerit ketakutan. Akhirnya, ibu tiri dan Bawang Merah sadar bahwa sikap mereka selama ini salah.
Dengan penuh penyesalan, mereka meminta maaf kepada Bawang Putih.
Baca Juga: Cerita Rakyat Bahasa Inggris: Danau Toba dan Moral Value-nya
Nilai Moral Bawang Merah Bawang Putih
Yuk, ajarkan Si Kecil beberapa hal di bawah ini:
1. Kebaikan Hati Akan Membawa Kebaikan Pula
Parents, melalui tokoh Bawang Putih, Si Kecil bisa belajar bahwa bersikap baik, jujur, dan tidak mengeluh dalam menjalani tugas sehari-hari adalah sikap yang patut diteladani.
Ajak Si Kecil memahami bahwa kebaikan, sekecil apa pun, pasti akan kembali pada diri kita sendiri.
2. Keserakahan Dapat Membawa Akibat Buruk
Cerita ini juga bisa menjadi cara yang efektif untuk menjelaskan kepada Si Kecil bahwa sikap serakah dan suka membandingkan diri dengan orang lain akan membawanya pada hal-hal yang tidak menyenangkan.
Cobalah lontarkan pertanyaan ini pada Si Kecil, “Apa ya yang terjadi kalau kita tidak bersyukur atas segala hal yang kita dapatkan?”
3. Jangan Meremehkan Orang yang Tenang
Bawang Putih yang lembut justru menjadi tokoh paling kuat di cerita ini. Ajak Si Kecil untuk menghargai teman-temannya yang pendiam di sekolah.
Jelaskan padanya bahwa setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing.
4. Belajar Sopan Santun dan Tahu Terima Kasih
Parents bisa menjadikan bagian ini sebagai momen untuk menanamkan pentingnya bersikap sopan, seperti mengucapkan terima kasih dan membantu orang lain dengan tulus.
Tanyakan pada Si Kecil, “Kalau kamu jadi Bawang Merah, apa yang seharusnya kamu lakukan setelah dapat hadiah dari nenek?”
Agar Si Kecil dapat menjawab pertanyaan tersebut, akan lebih baik jika parents membacakan ia dongeng Bawang Merah dan Bawang Putih dalam dua versi, yaitu Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia.
5. Kejujuran Selalu Lebih Baik dari Kebohongan
Cerita ini mengajarkan bahwa berkata jujur, meskipun tidak mudah, akan selalu membawa kebaikan.
Ajak Si Kecil membayangkan bagaimana jika Bawang Putih memilih untuk berbohong atau tidak mengakui kesalahannya.
Dengan begitu, Si Kecil bisa melihat bahwa kejujuran adalah hal yang perlu ditanamkan dalam dirinya sejak dini.
Baca Juga: Cerita Rakyat Bahasa Inggris: Roro Jonggrang
—
Parents, itulah cerita Bawang Merah dan Bawang Putih bahasa Inggris yang bisa dijadikan sebagai pengantar tidur Si Kecil.
Selain menghibur, rutinitas membacakan dongeng bahasa Inggris bisa menjadi salah satu cara ampuh untuk melatih keterampilan bahasa Inggrisnya, terutama dalam aspek listening.
Ingin Si Kecil semakin jago berbahasa Inggris? Yuk, ajak ia untuk mengikuti kelas English Academy Dasher! Kelasnya yang interaktif dapat memotivasi Si Kecil untuk ikut aktif dalam setiap pembelajaran, lho.
Tertarik? Parents dapat mendaftarkan Si Kecil di Coba Kelas GRATIS, sekarang!


