Cerita Dongeng Bahasa Inggris: The Princess and the Pea

Cerita dongeng the princess and the pea

Parents, mari ajak Si Kecil untuk mengenal pentingnya kejujuran melalui fairy tale The Princess and the Pea!

 

Meskipun tampaknya hanya sebuah cerita tentang seorang putri yang tidur di atas kasur yang banyak, ternyata kisah ini mengajarkan kita tentang kepekaan, kejujuran, dan bagaimana sebuah hal kecil bisa mengungkapkan banyak hal. Ayo, simak cerita ini dan temukan bagaimana Putri sejati diuji dengan cara yang sangat unik!

Baca Juga: Cerita Dongeng Bahasa Inggris: Timun Mas dan Terjemahannya

 

Asal Usul Cerita The Princess and the Pea

Cerita Putri dan Kacang Polong pertama kali diterbitkan pada tahun 1835 oleh Hans Christian Andersen, seorang penulis dongeng terkenal asal Denmark.

Dongeng ini menceritakan tentang seorang putri yang mengklaim dirinya sebagai seorang putri sejati dan diuji oleh ratu untuk membuktikan keaslian statusnya. Ujiannya? Sebuah kacang polong yang diletakkan di bawah dua puluh kasur dan selimut!

Dalam cerita ini, sang putri menunjukkan kepekaan yang luar biasa, mampu merasakan sebuah kacang polong meskipun berada di bawah banyak kasur yang empuk.

Ini menjadi bukti bahwa ia adalah putri sejati. Cerita ini menjadi simbol bahwa seorang putri sejati tidak hanya dinilai dari penampilannya saja, melainkan dari sifat dan kepekaan hatinya.

Dongeng ini sangat populer di berbagai belahan dunia, dan telah diadaptasi dalam berbagai bentuk, mulai dari buku cerita, teater, hingga film. Nilai moral yang dapat dipetik dari cerita ini adalah tentang kepekaan, kejujuran, dan kesederhanaan, yang sangat cocok untuk menjadi bahan pembelajaran bagi Si Kecil.

Baca Juga: Cerita Dongeng Bahasa Inggris: The Ant and the Grasshopper

 

The Princess and the Pea Story Bahasa Inggris

In a land far far away there was a glorious kingdom. In the kingdom stood a great castle. And inside the castle lived a handsome Prince. The Prince was sad.

He longed for a true Princess to share his castle and kingdom, but he couldn’t find one. This was not because there was a lack of Princesses. In fact, the kingdom was full of fair maidens all claiming to be Princesses.

The Prince scoured the kingdom, meeting every one of these so-called Princesses. But he returned sad and empty handed. “It is impossible to tell whether these are true Princesses!” he said to his Father, the King.

You must be patient, my son. You will know when you know said the King, with a knowing smile.

The Prince smiled back, then went to his chamber.

That evening a huge storm came.

Thunder clapped. Lightning flashed. And the rain clattered down on the castle roof like the sound of a thousand horses charging into battle.

Suddenly, a loud knock at the castle door. The King put on his robe and opened the door to find a cold, soggy young lady standing in front of him.

I am a true Princess, she said, Please can I have some dry clothes and a bed for the night?

The King let her in.

She says she is a true Princess, said the King to the old Queen-mother.

The Queen-mother didn’t say a word.

Instead, she thought to herself, We’ll soon see about that. She then handed the Princess a nightgown and said, put this on while I prepare your chamber.

The Queen-mother began preparing the chamber—but in a very peculiar way.

First, she took the covers, sheets and mattress off the bed.

cerita dongeng putri dan kacang polong

(Illustration of the Queen-mother began preparing the chamber il by AI)

 

Then she placed a single garden pea on the bedstead.

And then she laid twenty mattresses on top of the pea taking care to separate each layer with a soft eiderdown quilt.

After this she replaced the bedclothes on the top mattress and said to the Princess, Your chamber is ready!

The bed was now so high off the ground that the Princess needed to climb a ladder to get into the bed. So the Princess climbed up the ladder, got under the covers and blew out her candle.

At breakfast the next morning the Queen-mother turned to the Princess and asked, My dear Princess, how did you sleep?

“Oh, not at all well, said the Princess. I mean to say, I am extremely grateful for your kindness in putting me up for the night, but there seemed to be something ever so hard and uncomfortable under my mattress. I didn’t sleep a wink.

My my! replied the Queen-mother, “is that so?

The Queen-mother turned to the Prince and said, I believe we have found your true Princess, for none but a true Princess possesses such a delicate sense to feel a single pea through twenty mattresses and twenty of my finest quilts. You must wed immediately!

The Prince was overjoyed.

He turned to the Princess and said, Dear Princess, would you do me the great honour of becoming my wife?

She blushed, then taking a moment to finish a mouthful of cereal, said, On one condition.

Anything! replied the Prince.

She looked at the Prince with a cheeky grin and said, That you promise, dear Prince, that from this day forward any pea that should enter this castle is simply for eating. And not for sleeping upon.

The Prince looked back at her, chuckled and said, I promise!

Baca Juga: Cerita Dongeng Bahasa Inggris: The Lion and the Mouse

 

Terjemahan Cerita Dongeng The Princess and the Pea (Putri dan Kacang Polong)

Di sebuah kerajaan yang sangat jauh, terdapat sebuah kerajaan yang megah. Di dalam kerajaan itu berdiri sebuah kastil besar. Dan di dalam kastil tersebut, hiduplah seorang Pangeran yang tampan. Pangeran itu sedih.

Dia sangat menginginkan seorang Putri sejati untuk berbagi kastil dan kerajaannya, namun dia tak bisa menemukannya. Bukan karena kurangnya Putri, karena sebenarnya kerajaan itu penuh dengan gadis-gadis cantik yang mengklaim diri mereka sebagai Putri.

Pangeran itu menjelajahi seluruh kerajaan, menemui setiap gadis yang mengaku sebagai Putri.

Namun, dia kembali dengan hati yang sedih dan tangan kosong. “Mustahil untuk mengetahui apakah mereka adalah Putri sejati!” katanya kepada ayahnya, Sang Raja.

“Kamu harus sabar, putraku. Kamu akan tahu ketika kamu tahu,” kata Sang Raja dengan senyum bijak.

Pangeran itu membalas senyumannya, lalu pergi ke kamarnya. Malam itu, datanglah badai besar. Guruh menggelegar. Kilat menyambar. Dan hujan turun dengan keras di atap kastil, seperti suara seribu kuda yang sedang berlari menuju medan perang.

Tiba-tiba, terdengar ketukan keras di pintu kastil. Sang Raja mengenakan jubahnya dan membuka pintu, dan di depannya berdirilah seorang gadis muda yang basah kuyup kedinginan.

“Saya adalah Putri sejati,” katanya, “Tolong beri saya pakaian kering dan tempat tidur untuk malam ini?” Sang Raja mempersilahkannya masuk. “Dia mengaku sebagai Putri sejati,” kata Sang Raja kepada Ratu Ibu yang sudah tua. Ratu Ibu tidak mengatakan sepatah kata pun.

Sebaliknya, dia berpikir dalam hatinya, “Kita akan segera tahu tentang itu.” Lalu dia memberikan piyama kepada Putri tersebut dan berkata, “Pakailah ini sementara saya menyiapkan kamarmu.”

Ratu Ibu mulai menyiapkan kamar tersebut—tapi dengan cara yang sangat aneh.

Pertama, dia melepas selimut, seprai, dan kasur dari tempat tidur.

Kemudian, dia meletakkan sebuah kacang polong dari kebun di atas ranjang.

Setelah itu, dia meletakkan dua puluh kasur di atas kacang polong, dengan hati-hati memisahkan setiap lapisan dengan selimut eiderdown yang lembut.

Setelah itu, dia mengganti kelambu di atas kasur terakhir dan berkata kepada Putri, “Kamarmu sudah siap!” Tempat tidur itu sekarang begitu tinggi dari lantai sehingga Putri harus memanjat tangga untuk naik ke ranjang. Jadi, Putri itu memanjat tangga, masuk ke bawah selimut, dan mematikan lilinnya.

Saat sarapan pagi keesokan harinya, Ratu Ibu berbalik kepada Putri dan bertanya, “Putri yang terhormat, bagaimana tidurmu?”

“Oh, sama sekali tidak nyenyak,” kata Putri. “Maksud saya, saya sangat berterima kasih atas kebaikanmu yang sudah menyediakan tempat tidur malam ini, tetapi rasanya ada sesuatu yang sangat keras dan tidak nyaman di bawah kasur saya. Saya tidak bisa tidur sama sekali.”

“Wah, benar begitu?” jawab Ratu Ibu.

Ratu Ibu berbalik kepada Pangeran dan berkata, “Saya rasa kita telah menemukan Putri sejati milikmu, karena tidak ada yang bisa merasakan kacang polong melalui dua puluh kasur dan dua puluh selimut terbaik saya selain Putri sejati. Kamu harus menikah segera!”

Pangeran sangat gembira.

Dia berbalik kepada Putri dan berkata, “Putri terhormat, maukah kamu memberikan kehormatan besar untuk menjadi istriku?” Putri itu memerah, lalu mengambil waktu sejenak untuk menyelesaikan suapan serealnya, dan berkata, “Dengan satu syarat.”

“Apa saja!” jawab Pangeran.

Putri itu menatap Pangeran dengan senyum nakal dan berkata, “Kamu berjanji, Pangeran terhormat, bahwa mulai hari ini, setiap kacang polong yang masuk ke kastil ini hanya untuk dimakan. Dan bukan untuk tidur di atasnya.”

Pangeran itu menatapnya, tertawa kecil dan berkata, “Saya janji!”

Baca Juga: Cerita Rakyat Malin Kundang Bahasa Inggris & Moral Valuenya

 

Literary Devices dalam Dongeng The Princess and The Pea

1. Symbolism (Simbolisme)

Pea (Kacang Polong): Kacang polong dalam cerita ini berfungsi sebagai simbol kepekaan. Hanya seorang Putri sejati yang memiliki kepekaan yang sangat tinggi untuk merasakan objek kecil seperti kacang polong yang tersembunyi di bawah dua puluh kasur.

Kacang polong ini juga dapat diartikan sebagai simbol ujian keaslian darah bangsawan, di mana seorang Putri sejati, yang berasal dari garis keturunan bangsawan, memiliki kualitas tertentu yang tidak dimiliki oleh orang biasa.

Contoh dalam cerita: “None but a true Princess possesses such a delicate sense to feel a single pea through twenty mattresses and twenty of my finest quilts.”

 

2. Irony (Ironi)

Situational irony: Dalam cerita ini, ada ironi karena Putri yang dianggap sederhana dan tampaknya tidak memiliki tanda-tanda bangsawan.

Misalnya, basah kuyup setelah terjebak badai) ternyata memiliki kepekaan yang sangat tinggi, yang menjadi bukti bahwa dia adalah Putri sejati. Meskipun tidak ada yang tahu dia adalah seorang Putri, kepekaannya terhadap kacang polong membuktikan status bangsawannya.

Contoh dalam cerita: “I didn’t sleep a wink… there seemed to be something ever so hard and uncomfortable under my mattress.”

 

3. Foreshadowing (Petunjuk Awal)

Foreshadowing dengan Kacang Polong: Ratu Ibu memberikan petunjuk awal tentang bagaimana dia akan menguji gadis tersebut dengan cara yang tidak biasa dengan memasukkan kacang polong di bawah kasur.

Hal ini menunjukkan bahwa ada sesuatu yang tidak biasa akan terjadi dan bahwa ujian ini akan menjadi penentu apakah gadis tersebut benar-benar seorang Putri sejati.

Contoh dalam cerita: “We’ll soon see about that, the Queen-mother thought to herself.”

 

4. Hyperbole (Hiperbola)

Hyperbole pada Kekuatan Badai: Cerita menggambarkan badai yang sangat kuat dan keras dengan cara yang sangat dramatis, memberikan gambaran tentang kondisi buruk yang dialami oleh gadis yang datang ke istana.

Ini memperkuat perasaan mendalam tentang kesulitan yang dihadapi oleh gadis tersebut sebelum akhirnya membuktikan dirinya sebagai Putri sejati.

Contoh dalam cerita: “Thunder clapped. Lightning flashed. And the rain clattered down on the castle roof like the sound of a thousand horses charging into battle.”

 

5. Metaphor (Metafora)

Metafora pada “True Princess” (Putri Sejati): Dalam cerita ini, menjadi seorang Putri sejati adalah lebih dari sekadar status atau darah bangsawan.

Itu juga menggambarkan kepekaan, kebajikan, dan keaslian, yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang tetapi teruji melalui hal-hal kecil dan tak terduga seperti kacang polong.

Contoh dalam cerita: “I believe we have found your true Princess, for none but a true Princess possesses such a delicate sense to feel a single pea through twenty mattresses and twenty of my finest quilts.”

Baca Juga: Cerita Dongeng Bahasa Inggris: Sleeping Beauty

 

Kosakata dan Idiom Bahasa Inggris dalam Cerita The Princess and the Pea

Glorious

  • Arti: Sungguh indah atau sangat luar biasa; cemerlang.
  • Penggunaan dalam konteks lain:
    The concert was glorious, with the orchestra playing perfectly.
    (Konser itu sungguh luar biasa, dengan orkestra bermain dengan sempurna.)

 

Scoured

  • Arti: Mencari dengan seksama atau menyeluruh.
  • Penggunaan dalam konteks lain:
    I scoured the house for my keys, but couldn’t find them anywhere.
    (Saya mencari seluruh rumah untuk menemukan kunci saya, tetapi tidak menemukannya di mana pun.)

 

Peculiar

  • Arti: Aneh, tidak biasa, atau unik.
  • Penggunaan dalam konteks lain:
    He had a peculiar way of speaking that made everyone listen carefully.
    (Dia memiliki cara berbicara yang aneh yang membuat semua orang mendengarkan dengan seksama.)

 

Eiderdown

  • Arti: Selimut yang terbuat dari bulu angsa eider yang sangat lembut.
  • Penggunaan dalam konteks lain:
    The hotel room had an eiderdown duvet that made the bed extra cozy.
    (Kamar hotel itu memiliki selimut eiderdown yang membuat tempat tidur ekstra nyaman.)

 

Blushed

  • Arti: Merasa malu, biasanya menunjukkan warna merah di wajah.
  • Penggunaan dalam konteks lain:
    She blushed when she received a compliment on her new dress.
    (Dia memerah ketika menerima pujian tentang gaun barunya.)

 

The Princess and the Pea Characters

  • The Prince (Pangeran)

    Pangeran adalah karakter utama yang sangat mendambakan seorang Putri sejati untuk berbagi hidupnya di istana. Meskipun banyak gadis yang mengklaim diri mereka sebagai Putri, dia merasa sulit membedakan mana yang benar-benar seorang Putri sejati. Pangeran sangat senang ketika akhirnya menemukan seorang Putri sejati setelah melalui ujian yang dilakukan oleh ibunya.

 

  • The King (Raja)

    Sang Raja adalah ayah dari Pangeran. Dia bijak dan sabar, memberikan nasihat kepada Pangeran bahwa dia akan mengenali Putri sejati ketika saatnya tiba. Sang Raja juga membiarkan seorang gadis yang mengklaim dirinya sebagai Putri untuk tinggal di istana setelah badai besar.

 

  • The Queen-mother (Ratu Ibu)

    Ratu Ibu adalah ibu dari Pangeran. Dia memainkan peran penting dalam menguji apakah gadis yang datang benar-benar seorang Putri sejati. Dengan cara yang sangat unik, Ratu Ibu menyiapkan kamar tidur yang sangat tinggi dengan meletakkan kacang polong di bawah dua puluh kasur, untuk melihat apakah gadis itu sensitif terhadapnya, yang menjadi bukti keaslian identitasnya sebagai Putri.

 

  • The Princess (Putri)

    Putri adalah karakter yang datang ke istana setelah terjebak dalam badai besar. Dia mengklaim dirinya sebagai Putri sejati dan, meskipun dia basah kuyup dan dalam keadaan buruk, dia diuji oleh Ratu Ibu. Pada akhirnya, dia membuktikan dirinya sebagai Putri sejati karena kepekaannya terhadap kacang polong yang disembunyikan di bawah kasur.

 

Baca Juga: Cerita Dongeng Bahasa Inggris: Little Red Riding Hood

 

Pesan Moral dari Dongeng The Princess and the Pea

  • Kepekaan dan Keaslian

Kepekaan adalah kualitas yang hanya dimiliki oleh orang yang sejati, dan dalam cerita ini, kacang polong yang diletakkan di bawah banyak kasur melambangkan kepekaan yang hanya dimiliki oleh seorang Putri sejati.

Ini menunjukkan bahwa seorang Putri sejati tidak hanya memiliki kecantikan luar, tetapi juga kepekaan yang mendalam, yang sering kali menjadi ujian untuk mengetahui siapa yang benar-benar asli.

  • Kejujuran dan Kebaikan

Dalam cerita ini, meskipun gadis yang datang ke kastil tampak basah kuyup dan tidak seperti seorang Putri bangsawan pada umumnya, ia menunjukkan kejujuran dengan mengklaim dirinya sebagai Putri sejati.

Kejujuran dan kebaikan hatinya adalah hal yang lebih penting daripada penampilan atau status sosial. Ketulusan hati dan kebaikan sejati akan terbukti pada akhirnya, seperti yang terlihat saat dia diuji dan terbukti menjadi Putri sejati.

  • Kesabaran dan Kebijaksanaan

Sang Raja mengajarkan Pangeran untuk bersabar dan menunggu sampai dia menemukan Putri sejati. Kesabaran ini mengarah pada kebijaksanaan, karena hanya dengan kesabaranlah seseorang bisa mengetahui yang mana yang benar dan sejati.

Dalam kehidupan, kita sering kali harus sabar dan tidak terburu-buru dalam membuat keputusan besar, karena kebenaran akan terungkap pada waktu yang tepat.

  • Kebanggaan dan Kesederhanaan

Kebanggaan atau status sosial tidak menentukan kualitas seseorang. Dalam cerita ini, meskipun banyak gadis yang mengklaim diri mereka sebagai Putri.

Mereka hanya menunjukkan kebanggaan dan status sosial mereka, sementara Putri sejati lebih memilih kesederhanaan dan tidak perlu menunjukkan apa yang dia miliki untuk membuktikan siapa dirinya. Cerita ini mengajarkan bahwa kesederhanaan dan kebaikan hati lebih penting daripada kebanggaan yang bersifat sementara.

  • Tanggung Jawab dan Komitmen

Komitmen adalah bagian penting dari setiap hubungan yang sehat. Dalam cerita ini, meskipun Pangeran meminta Putri untuk menikah dengannya.

Putri memberikan syarat yang menyatakan bahwa dia tidak ingin ada lagi kacang polong yang digunakan untuk menguji siapa yang layak menjadi Putri. Ini menunjukkan bahwa dalam suatu hubungan, komitmen dan janji harus dipenuhi, dan bahwa keduanya harus sepakat dengan keputusan yang dibuat bersama.

Baca Juga: Cerita Dongeng Bahasa Inggris: Hansel and Gretel

Wah, seru juga ya mendengarkan cerita tentang Putri dan Kacang Polong! Selain bisa menghibur, cerita seperti ini juga mengajarkan Si Kecil tentang pentingnya memiliki hati yang peka dan jujur.

 Nah, kalau Si Kecil semakin tertarik dengan cerita-cerita berbahasa Inggris, kenapa tidak mengajak mereka bergabung di kelas bahasa Inggris English Academy? Di sana, Si Kecil akan belajar sambil bermain, berinteraksi dengan animasi, dan tentunya memperkaya kosakata bahasa Inggris mereka.

Yuk, jangan ragu untuk mencoba Kelas Gratis di English Academy dan lihat sendiri bagaimana Si Kecil bisa berkembang!

CTA Dasher English Academy

Intan Aulia Husnunnisa

Intan Aulia Husnunnisa, biasa dipanggil Intan. Menikmati dunia SEO Content Writing sejak 2020. Semoga tulisanku bermanfaat!