Tips Lolos Beasiswa Luar Negeri, Study Abroad Yuk!

Beasiswa Luar Negeri

Punya impian kuliah di luar negeri? Means, kamu wajib explore berbagai jenis beasiswa luar negeri di artikel ini. Nggak cuma dari LPDP, lho!

Menurut data Good Stats, pada Februari 2024, jumlah mahasiswa Indonesia yang belajar di luar negeri mencapai peringkat kedua tertinggi di ASEAN.

Tercatat ada 59,224 mahasiswa dari berbagai jenjang pendidikan yang tersebar di berbagai belahan dunia. Menariknya, sebagian besar dari mereka berhasil menjalani kehidupan dan studi di negara tujuannya berkat dukungan beasiswa.

Salah dua contohnya adalah cast program Clash of Champions, yaitu Sandy Kristian yang berkuliah di NUS, dan Xaviera Putri yang menempuh studi di KAIST.

Ingin seperti mereka? Tenang, si sini, English Academy telah merangkum berbagai jenis beasiswa S1, S2, dan S3 khusus untukmu. Lengkap dengan tips dan trik lolosnya, nih.

Sebelum itu, yuk, kenalan dulu dengan definisi study abroad. Simak baik-baik ya!

 

Mengenal Study Abroad

Study abroad adalah program belajar di luar negeri, di mana seorang pelajar atau mahasiswa menempuh pendidikan di negara lain selain negara asalnya, biasanya dalam jangka waktu tertentu. Jadi, study abroad bisa mengacu pada beberapa pelajar yang:

  • Mengikuti student exchange selama 1 semester atau 1 tahun.
  • Mengambil gelar penuh (S1, S2, atau S3) di universitas luar negeri.
  • Mengikuti short course, summer school, atau internship yang terafiliasi dengan pendidikan.

 

Secara umum, tujuan dari study abroad adalah untuk memperkaya wawasan, kemampuan, dan perspektif siswa melalui pengalaman belajar di lingkungan internasional. Tentunya, hal ini akan memberi dampak positif pada sisi akademik dan personal pelajar yang menjalankan programnya.

 

Jenis-Jenis Beasiswa

Secara umum, berikut ini jenis-jenis beasiswa yang umum ditawarkan pada pelajar di dunia:

1. Beasiswa Luar Negeri Fully Funded (Beasiswa Penuh)

Beasiswa fully funded umumnya akan menanggung seluruh biaya selama masa studi, mulai dari biaya kuliah, tiket pesawat pulang-pergi, biaya hidup bulanan, asuransi kesehatan, hingga akomodasi dan perlengkapan belajar.

Beberapa program bahkan memberikan tunjangan tambahan seperti uang saku keluarga untuk mahasiswa pascasarjana. Contoh beasiswa fully funded antara lain LPDP (Indonesia), Chevening (Inggris), MEXT (Jepang), Erasmus+ (Eropa), Fulbright (Amerika Serikat), dan Turkiye Burslari (Turki).

 

2. Partial Funded Scholarship (Beasiswa Sebagian)

Sesuai namanya, partial funded adalah beasiswa yang hanya menanggung sebagian dari total biaya yang dibutuhkan selama program berlangsung.

Cakupan partial funded bisa beragam, bisa pembiayaan kuliah saja, hanya biaya hidup, atau sebagian akomodasi. Sisanya harus ditanggung sendiri oleh penerima beasiswa. Contoh beasiswanya antara lain Brunei Darussalam Scholarship dan beberapa program dari ADB–JSP atau Monbukagakusho tergantung skemanya.

 

3. Tuition Waiver (Beasiswa Pembebasan Biaya Kuliah)

Beasiswa ini memberikan keringanan atau pembebasan total biaya kuliah, biasanya sebesar 25%, 50%, hingga 100%. Namun, mahasiswa tetap perlu menanggung biaya hidup dan keperluan pribadi lainnya secara mandiri. Contohnya adalah University of Melbourne International Scholarship dan KAIST Scholarship di Korea Selatan.

 

4. Beasiswa Berdasarkan Prestasi atau Kebutuhan Finansial

Ada juga beasiswa yang diberikan berdasarkan prestasi akademik maupun non-akademik, ini disebut dengan merit-based. Ada pula beasiswa yang diberikan karena kondisi ekonomi, disebut need-based.
Contoh merit-based scholarship adalah Rhodes Scholarship di Oxford, sementara need-based dapat ditemukan pada beberapa universitas seperti Harvard dan Stanford.

 

5. Beasiswa Riset atau Proyek Khusus

Beasiswa jenis ini biasanya ditujukan untuk mahasiswa pascasarjana yang terlibat dalam penelitian atau proyek tertentu. Pendanaannya bisa berasal dari universitas, pemerintah, lembaga riset, atau kerja sama internasional. Contoh programnya adalah Marie Skłodowska-Curie Actions (Eropa) dan DAAD Research Grants (Jerman).

 

Beasiswa Luar Negeri

Bila ingin study abroad dengan biaya terjangkau, carilah beasiswa luar negeri. Pada dasarnya, beasiswa ini dapat diberikan oleh pemerintah Indonesia atau instansi tempatmu belajar. Yuk, intip beberapa rekomendasi beasiswa luar negeri untuk jenjang S1, S2, dan S3 berikut ini:

Beasiswa Luar Negeri S1 (Undergraduate Program)

Beasiswa luar negeri jenjang S1 ditujukan untuk lulusan SMA/sederajat yang ingin melanjutkan studi sarjana di luar negeri. Program ini biasanya berlangsung selama 3 hingga 4 tahun tergantung negara dan universitas tujuan. Contoh beasiswanya antara lain:

1. Beasiswa MEXT (Monbukagakusho) – Jepang

Beasiswa MEXT adalah program beasiswa penuh yang ditawarkan oleh Pemerintah Jepang kepada pelajar internasional, termasuk Indonesia, untuk melanjutkan studi S1 di universitas-universitas di Jepang. Program ini bertujuan untuk mempererat hubungan persahabatan antara Jepang dan negara-negara penerima beasiswa.

Cakupan Beasiswa:

  • Biaya kuliah penuh.
  • Tunjangan hidup bulanan.
  • Tiket pesawat pulang-pergi Indonesia–Jepang.
  • Biaya persiapan dan pelatihan bahasa Jepang.

 

Persyaratan Umum:

  • Warga negara Indonesia.
  • Lulusan SMA/sederajat dengan nilai akademik yang baik.
  • Usia maksimal 24 tahun pada saat pendaftaran.
  • Bersedia mengikuti pelatihan bahasa Jepang jika diperlukan.

 

Periode Pendaftaran:

Biasanya dibuka pada bulan April hingga Mei setiap tahun melalui Kedutaan Besar Jepang di Indonesia. Situs Resmi: https://www.id.emb-japan.go.jp/sch.html

 

2. Beasiswa Turkiye Burslari – Turki

Bagi kamu yang ingin berkuliah di negara dua benua, cobalah untuk mendaftar beasiswa Turkiye Burslari. Ini merupakan program beasiswa yang diselenggarakan oleh Pemerintah Turki untuk pelajar internasional yang ingin melanjutkan studi S1 di universitas-universitas di Turki.

Cakupan Beasiswa:

  • Biaya kuliah penuh.
  • Tunjangan hidup bulanan.
  • Akomodasi gratis di asrama universitas.
  • Asuransi kesehatan.
  • Tiket pesawat pulang-pergi.
  • Kursus bahasa Turki selama satu tahun.

 

Persyaratan Umum:

  • Warga negara Indonesia.
  • Lulusan SMA/sederajat dengan nilai akademik yang baik.
  • Usia maksimal 21 tahun untuk program S1.
  • Kemampuan bahasa Inggris atau Turki (jika diperlukan).

 

Periode Pendaftaran:

Biasanya dibuka pada bulan Januari hingga Februari setiap tahun melalui situs resmi Turkiye Burslari https://www.turkiyeburslari.gov.tr/

 

3. Beasiswa KAIST – Korea Selatan

Penggemar K-Pop, yuk merapat! Ingin seperti Xaviera? Yuk, daftar beasiswa KAIST (Korea Advanced Institute of Science and Technology). KAIST adalah beasiswa yang diberikan kepada pelajar internasional untuk melanjutkan studi S1 bidang sains dan teknologi di Korea Selatan. KAIST dikenal sebagai salah satu universitas terkemuka di Asia dalam bidang teknologi dan inovasi. Sangat bergengsi, lho.

Cakupan Beasiswa:

  • Biaya kuliah penuh selama 8 semester.
  • Tunjangan hidup bulanan.
  • Asuransi kesehatan.

 

Persyaratan Umum:

  • Warga negara Indonesia.
  • Lulusan SMA/sederajat dengan prestasi akademik yang unggul.
  • Kemampuan bahasa Inggris yang baik (TOEFL/IELTS).

 

Periode Pendaftaran:

Biasanya dibuka dua kali setahun, untuk semester musim semi dan musim gugur. Informasi lebih lanjut tersedia di situs resmi KAIST, yaitu https://www.kaist.ac.kr/kr/

 

4. Beasiswa Nanyang Technological University (NTU) – Singapura

NTU menawarkan berbagai program beasiswa untuk pelajar internasional yang ingin melanjutkan studi S1 di Singapura. Beasiswa ini ditujukan untuk pelajar dengan prestasi akademik dan leadership yang excellent.

Cakupan Beasiswa:

  • Biaya kuliah penuh.
  • Tunjangan hidup tahunan.
  • Akomodasi di kampus.

 

Persyaratan Umum:

  • Warga negara Indonesia.
  • Lulusan SMA/sederajat dengan nilai akademik yang sangat baik.
  • Kemampuan bahasa Inggris yang baik (TOEFL/IELTS).
  • Aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler dan memiliki jiwa kepemimpinan.

 

Periode Pendaftaran:

Biasanya dibuka pada bulan Oktober hingga Januari setiap tahun melalui situs resmi NTU https://www.ntu.edu.sg/admissions/undergraduate/scholarships

 

5. ASEAN Undergraduate Scholarship – National University of Singapore (NUS)

Masih di Singapore, terdapat beasiswa ASEAN Undergraduate Scholarship ditawarkan oleh NUS kepada pelajar dari negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia. Cakupan Beasiswa:

  • Biaya kuliah penuh.
  • Tunjangan hidup tahunan.

 

Persyaratan Umum:

  • Warga negara ASEAN (selain Singapura).
  • Lulusan SMA/sederajat dengan prestasi akademik yang sangat baik.
  • Kemampuan bahasa Inggris yang baik (TOEFL/IELTS).

 

Periode Pendaftaran:

Biasanya dibuka pada bulan Oktober hingga Januari setiap tahun melalui situs resmi NUS https://nus.edu.sg/oam/financial-aid/ASEAN-undergraduate-scholarshiphttps://nus.edu.sg/oam/financial-aid/ASEAN-undergraduate-scholarship

 

Beasiswa Luar Negeri S2 (Graduate Program)

Kamu seorang sarjana yang ingin memperdalam keahlian akademik dan profesional di luar negeri? Cari beasiswa S2, yuk! Lebih singkat dari undergraduate, program S2 biasanya hanya berlangsung 1 hingga 2 tahun. Ini contoh beasiswa yang bisa kamu kejar:

1. LPDP – Indonesia

Dikelola oleh Kementerian Keuangan RI, LPDP memberikan kesempatan kepada WNI untuk menempuh studi magister dan doktoral di kampus-kampus terbaik dalam maupun luar negeri.

Program ini dirancang untuk mencetak generasi pemimpin dan profesional yang siap membawa perubahan bagi Indonesia. Jika kamu mendapatkan beasiswa ini, maka kamu WAJIB kembali ke Indonesia untuk berkontribusi membangun negeri setelah masa studi selesai.

Cakupan Beasiswa:

  • Biaya kuliah, hidup, dan riset ditanggung penuh.
  • Tunjangan buku, seminar, dan publikasi.
  • Tiket pesawat pulang-pergi, visa, dan asuransi kesehatan.

Persyaratan:

  • WNI, lulusan S1 untuk program S2.
  • IPK minimal 3.0 dan skor bahasa (IELTS min. 6.0).
  • Komitmen kembali ke Indonesia.

 

Periode Pendaftaran:

Dibuka dua kali dalam setahun (Januari–Februari dan Juni–Juli) melalui situs lpdp.kemenkeu.go.id.

 

2. Australia Awards Scholarship – Australia

Lewat program ini, pemerintah Australia membuka jalan bagi profesional muda Indonesia untuk menempuh pendidikan pascasarjana. Fokusnya tidak hanya pada akademik, tetapi juga pada pembangunan kapasitas dan hubungan bilateral.

Cakupan Beasiswa:

  • Biaya kuliah penuh dan tunjangan hidup.
  • Pelatihan bahasa sebelum studi.
  • Tiket perjalanan, asuransi, dan bantuan akademik.

 

Persyaratan:

  • WNI dengan pengalaman kerja min. 2 tahun.
  • Minimal IELTS 5.5 (atau setara).
  • Komitmen untuk kembali dan berkontribusi di Indonesia.

 

Periode Pendaftaran:

Biasanya Februari–April tiap tahun. Kunjungi dfat.gov.au dan pelajari informasi selanjutnya.

 

3. Chevening – Inggris

Bukan sekadar beasiswa, Chevening adalah jaringan global pemimpin masa depan yang didukung penuh oleh Pemerintah Inggris. Program ini memberi akses ke universitas top di Inggris selama satu tahun untuk jenjang S2.

Cakupan Beasiswa:

  • Biaya kuliah dan hidup.
  • Tiket perjalanan dan visa.
  • Akses ke berbagai networking event eksklusif.

 

Persyaratan:

  • Pengalaman kerja minimal 2 tahun.
  • Lulusan S1 dengan skor IELTS min. 6.5.
  • Visi kepemimpinan dan rencana kontribusi ke tanah air.

 

Periode Pendaftaran:

Dibuka tiap Agustus–November. Temukan informasi yang lebih rinci di laman chevening.org.

 

4. Fulbright Scholarship (AMINEF) – Amerika Serikat

Kalau kamu punya impian kuliah S2 di Amerika, beasiswa Fulbright dari AMINEF bisa jadi pintu masuknya. Program ini dirancang untuk membangun pemahaman antarbangsa dan mempererat hubungan Indonesia–AS lewat pendidikan tinggi.

Cakupan Beasiswa:

  • Biaya kuliah penuh
  • Tunjangan hidup bulanan
  • Tiket pesawat pulang-pergi Indonesia–AS
  • Asuransi kesehatan dan kecelakaan
  • Biaya buku dan tunjangan lainnya

 

Persyaratan Umum:

  • Warga negara Indonesia dan berdomisili di Indonesia
  • Lulusan S1 dengan IPK minimal 3.0 (skala 4)
  • Memiliki kemampuan bahasa Inggris yang baik (dengan skor TOEFL iBT atau IELTS yang valid)
  • Pengalaman kerja, penelitian, atau pengabdian masyarakat menjadi nilai tambah
  • Tidak sedang menerima beasiswa lain

 

Periode Pendaftaran:

Biasanya dibuka pada bulan Februari dan ditutup sekitar Mei untuk keberangkatan tahun berikutnya. Situs Resmi: https://www.aminef.or.id

 

5. Erasmus+ Scholarship – Uni Eropa

Ingin merasakan kuliah di beberapa negara Eropa sekaligus? Erasmus+ bisa mewujudkan itu. Program ini memungkinkan kamu menempuh S2 di berbagai universitas mitra di Eropa dalam satu periode studi. Cocok buat kamu yang ingin pengalaman multikultural.

Cakupan Beasiswa:

  • Biaya kuliah penuh
  • Tunjangan hidup bulanan
  • Biaya perjalanan antar negara
  • Asuransi kesehatan dan kecelakaan selama studi

 

Persyaratan Umum:

  • Warga negara dari luar Uni Eropa, termasuk Indonesia
  • Telah menyelesaikan pendidikan S1
  • IPK dan kemampuan akademik yang kompetitif
  • Kemampuan bahasa Inggris (dan/atau bahasa negara tujuan jika dibutuhkan)
  • Motivation letter dan dua surat rekomendasi

 

Periode Pendaftaran:

Tiap program studi memiliki tenggat waktu sendiri, tapi umumnya pendaftaran dibuka antara Oktober hingga Januari setiap tahun. Situs Resmi (katalog program): https://www.eacea.ec.europa.eu/scholarships/emjmd-catalogue_en

 

Beasiswa Luar Negeri S3 (Postgraduate Program)

Beasiswa luar negeri jenjang S3 diperuntukkan bagi kamu yang ingin menempuh pendidikan doktor, baik di bidang akademik maupun riset. Program ini umumnya berdurasi antara 3 hingga 5 tahun.

Selain pembiayaan riset, biasanya sebagian besar beasiswa S3 akan memberikan tunjangan untuk keluarga. Namun, tentunya tak semua beasiswa memiliki kebijakan ini. Ini rekomendasi beasiswa S3 untukmu:

1. Beasiswa Gates Cambridge – Inggris

Kalau kamu punya visi besar untuk membawa perubahan di dunia lewat penelitian, Gates Cambridge Scholarship sangat layak untuk kamu pertimbangkan. Beasiswa ini didanai oleh Bill & Melinda Gates Foundation untuk studi S3 di University of Cambridge.

Cakupan Beasiswa:

  • Biaya kuliah penuh di Cambridge
  • Tunjangan hidup sekitar £20.000 per tahun
  • Tiket pesawat pulang-pergi
  • Dana untuk kegiatan akademik tambahan

 

Persyaratan Umum:

  • Bukan warga negara Inggris.
  • Telah menyelesaikan gelar master atau setara.
  • Memiliki prestasi akademik luar biasa.
  • Proposal riset dengan dampak global.
  • Keterampilan kepemimpinan yang kuat.

 

Periode Pendaftaran:

Dibuka bulan September hingga awal Desember setiap tahun. Situs Resmi: https://www.gatescambridge.org

 

2. Beasiswa Eiffel Excellence – Prancis

Siapa bilang Prancis hanya terkenal dengan keromantisannya? Negara ini juga punya beasiswa bergengsi untuk mahasiswa internasional S3 yang ingin kuliah di universitas top mereka, termasuk riset-riset inovatif di bidang science, hukum, ekonomi, dan teknik.

Cakupan Beasiswa:

  • Tunjangan bulanan sekitar €1.700.
  • Tiket pesawat pulang-pergi.
  • Asuransi kesehatan.
  • Akses ke berbagai fasilitas sosial.

 

Persyaratan Umum:

  • Bukan warga negara Prancis.
  • Direkomendasikan langsung oleh institusi pendidikan di Prancis.
  • Usia maksimal 30 tahun untuk jenjang S3.
  • Proposal riset yang mendukung diplomasi dan inovasi.

 

Periode Pendaftaran:

Umumnya dibuka Oktober dan ditutup Januari melalui kampus/universitas tujuan di Prancis. Situs Resmi: https://www.campusfrance.org/en/eiffel-scholarship-program-of-excellence

 

3. Beasiswa Vanier Canada Graduate Scholarships – Kanada

Punya passion di bidang sains, kesehatan, humaniora, atau ilmu sosial? Beasiswa Vanier dari Pemerintah Kanada menawarkan dukungan penuh untuk kamu studi S3 di universitas terbaik di sana.

Cakupan Beasiswa:

  • Tunjangan sebesar CAD 50.000 per tahun selama 3 tahun
  • Dukungan riset dan akademik dari universitas top Kanada

 

Persyaratan Umum:

  • Direkomendasikan oleh universitas yang berpartisipasi.
  • Telah menyelesaikan jenjang S2.
  • Prestasi akademik luar biasa.
  • Proposal riset berkualitas tinggi.
  • Leadership dan kemampuan komunikasi yang kuat.

 

Periode Pendaftaran:

Dibuka sekitar Juni–November setiap tahun. Situs Resmi: https://vanier.gc.ca/en/home.html

 

4. Beasiswa New Zealand International Doctoral Research Scholarships (NZIDRS)

Jika kamu ingin riset dengan kualitas internasional di lingkungan yang damai dan indah, Selandia Baru bisa jadi tempat yang ideal.

Beasiswa NZIDRS ini diperuntukkan bagi mahasiswa internasional yang ingin menempuh S3 di universitas negeri Selandia Baru.

Cakupan Beasiswa:

  • Biaya kuliah penuh selama 3 tahun.
  • Tunjangan hidup tahunan.
  • Biaya asuransi dan perjalanan.

 

Persyaratan Umum:

  • Telah menyelesaikan jenjang master.
  • Rencana riset yang relevan dan kuat.
  • IPK tinggi.
  • Kemampuan bahasa Inggris (IELTS/TOEFL).

 

Periode Pendaftaran:

Dibuka pertengahan tahun, tergantung kebijakan masing-masing universitas. Situs Resmi: https://www.studywithnewzealand.govt.nz

 

5. Beasiswa CSC (Chinese Government Scholarship) – Tiongkok

Tiongkok nggak mau ketinggalan dalam memajukan kolaborasi riset global. Melalui program CSC Doctoral Scholarship, mereka membuka peluang bagi mahasiswa internasional untuk kuliah S3 di berbagai universitas unggulan.

Cakupan Beasiswa:

  • Biaya kuliah penuh
  • Akomodasi di kampus
  • Tunjangan hidup bulanan sekitar RMB 3.500
  • Asuransi kesehatan

 

Persyaratan Umum:

  • Bukan warga negara Tiongkok..
  • Lulus S2.
  • Proposal riset yang relevan.
  • Surat undangan dari profesor (optional tapi sangat disarankan).
  • Kemampuan bahasa Inggris atau Mandarin.

 

Periode Pendaftaran:

Dibuka Desember hingga April melalui portal CSC dan universitas tujuan. Situs Resmi: https://www.campuschina.org

 

Tips Mendapatkan Beasiswa Luar Negeri

Ingin lolos beasiswa luar negeri? Coba simak tips berikut ini, yuk:

1. Kenali Jenis Beasiswa yang Paling Sesuai dengan Latar Belakang dan Tujuanmu

Langkah pertama dalam pencarian beasiswa adalah research alias riset. Kamu perlu memahami jenis-jenis beasiswa yang tersedia.

Apakah kamu lebih cocok dengan beasiswa fully funded, partial, riset, pertukaran, atau beasiswa dari universitas langsung? Selain itu, pastikan beasiswa tersebut sesuai dengan jurusan, jenjang studi, dan rencana kariermu.

Kamu juga perlu mengecek apakah beasiswanya lebih mengutamakan akademik, riset, atau pengalaman organisasi. Semakin tepat pilihanmu, semakin besar peluangmu lolos seleksi.

 

2. Persiapkan Dokumen Penting dari Jauh-Jauh Hari

Dokumen seperti transkrip nilai, ijazah, sertifikat bahasa (TOEFL/IELTS), surat rekomendasi, dan motivation letter memerlukan waktu untuk dibuat dan dilegalisir.  Beberapa dokumen, seperti sertifikat bahasa, bahkan memerlukan tes yang hanya diadakan di waktu tertentu.

Dengan mempersiapkan dokumen sejak awal, kamu bisa menghindari stres saat mendekati deadline pendaftaran. Di sisi lain, kamu juga punya lebih banyak waktu untuk merevisi dan memastikan semua dokumen sudah sesuai ketentuan.

 

3. Tulis Motivation Letter yang Jujur dan Kuat Secara Narasi

Secara umum, motivation letter menjadi penilaian utama dalam banyak proses seleksi beasiswa. Jangan hanya menuliskan alasan ingin kuliah di luar negeri, tapi bangun narasi yang kuat: siapa kamu, apa tantangan yang pernah kamu hadapi, dan bagaimana beasiswa ini akan membantumu mencapai tujuan.

Tunjukkan keunikan ceritamu dan nilai-nilai yang kamu pegang. Hindari copy paste dari internet secara mentah-mentah ya!

 

4. Tunjukkan Bahwa Kamu Aktif dan Memiliki Kontribusi di Luar Akademik

Prestasi akademik penting, tapi kegiatan non-akademik juga sangat diperhitungkan. Beasiswa luar negeri umumnya mencari pelamar yang punya potensi kepemimpinan, pengalaman organisasi, atau kontribusi nyata ke komunitas.
Maka dari itu, tunjukkan bahwa kamu aktif dalam kegiatan kampus, sosial, atau proyek tertentu. Pengalaman ini memperlihatkan bahwa kamu siap beradaptasi, bekerja dalam tim multikultural, dan memiliki empati terhadap lingkungan sekitarmu.

Baca Juga: Yuk, Ketahui Perbedaan TOEFL, IELTS, TOEIC, PTE, dan EPT

 

5. Bangun Koneksi dan Manfaatkan Komunitas Beasiswa

Kamu tidak perlu melalui proses ini sendirian. Banyak komunitas beasiswa seperti alumni LPDP, penerima Erasmus, maupun grup pencari beasiswa di media sosial yang bisa membantu.

Mereka sering berbagi pengalaman, tips wawancara, contoh dokumen, bahkan info pembukaan beasiswa yang belum diumumkan secara resmi.  Bergabung dengan komunitas ini juga bisa membuka peluang mentorship atau diskusi langsung dengan awardee sebelumnya.

 

6. Riset Kampus Tujuan dan, Jika Perlu, Hubungi Calon Dosen Pembimbing

Bagi kandidat jenjang S2 dan S3, terutama beasiswa riset, penting untuk memahami fokus riset kampus dan dosen yang relevan dengan minatmu.

Tidak jarang beasiswa meminta surat konfirmasi dari pembimbing atau Letter of Acceptance (LoA). Oleh karena itu, kamu perlu menyusun email yang sopan, singkat, namun jelas dalam menjelaskan minatmu, pengalaman akademik, dan tujuan studi.

Membangun komunikasi yang baik dengan calon pembimbing bisa jadi nilai tambah besar dalam aplikasimu.

 

7. Tingkatkan Kemampuan Bahasa Inggris dan Latih Diri Menghadapi Wawancara

Sebagian besar beasiswa luar negeri mewajibkan kemampuan bahasa Inggris yang mumpuni. Skor TOEFL atau IELTS menjadi syarat utama dalam banyak program.

Selain itu, seleksi wawancara sering kali menjadi tahap penentu akhir. Kamu perlu belajar menjawab pertanyaan secara percaya diri, sistematis, dan dengan penekanan pada motivasi serta kontribusimu ke depan. Latih diri dengan simulasi bersama teman atau mentor agar lebih siap saat wawancara sesungguhnya.

Selain berlatih sendiri, kamu juga bisa berlatih di kursus bahasa Inggris seperti English Academy.

Baca Juga: Skill Bahasa Inggris dalam IELTS : Listening, Reading, Writing, Speaking

 

8. Jangan Mudah Menyerah Jika Gagal di Percobaan Pertama

Tidak semua orang berhasil mendapatkan beasiswa di kesempatan pertama, dan itu sangat wajar. Justru dari kegagalan, kamu bisa mengevaluasi apa yang perlu diperbaiki: apakah di dokumen, strategi, atau persiapan wawancara.

Proses ini bukan hanya tentang lolos beasiswa, tapi juga tentang membentuk dirimu menjadi lebih siap dan tangguh. Semakin sering kamu mencoba dan belajar dari pengalaman, semakin besar pula kemungkinanmu berhasil di masa depan.

Demikian beberapa rekomendasi beasiswa luar negeri beserta tips untuk mendapatkannya.

Ingat, kemampuan bahasa Inggris tetap menjadi bekal utama untuk kuliah di luar negeri, di mana pun tempatnya. Yuk, join kelas bahasa Inggris untuk mempercepat perkembangan kemampuan bahasa Inggris-mu. Di sini, kamu tak hanya akan bertemu dengan pengajar lokal, tapi juga internasional.

Jadi, kamu bisa bertukar banyak insight mengenai kehidupan di luar negeri. Selain itu, English Academy menyediakan kelas yang interaktif, baik online maupun offline. Hal ini akan membuatmu lebih fleksibel untuk memilih jadwal belajar.

Coba Kelas Gratisnya, yuk!

IDN CTA Blog Trial Class General English EA 2022

Intan Aulia Husnunnisa

Intan Aulia Husnunnisa, biasa dipanggil Intan. Menikmati dunia SEO Content Writing sejak 2020. Semoga tulisanku bermanfaat!