Apa itu NPD? Ini Pengertian, Penyebab, dan Gejalanya

NPD

NPD adalah gangguan kepribadian dalam psikologi yang menggambarkan orang dengan rasa percaya diri berlebihan dan kurang empati. Terus, gimana sih gejalanya? Yuk, cari tahu di artikel ini!

NPD adalah singkatan dari Narcissistic Personality Disorder, salah satu jenis gangguan kepribadian yang berkaitan dengan rasa percaya diri berlebihan, haus akan pujian, dan minim empati terhadap orang lain.

Sekilas, perilaku ini mungkin terlihat seperti sekadar sombong atau percaya diri. Namun, jika berlangsung terus-menerus dan mempengaruhi hubungan sosial, karir, dan kehidupan sehari-hari, bisa jadi itu adalah gejala dari NPD.

Lalu, sebenarnya apa yang dimaksud dengan NPD itu? Yuk, pelajari penjelasannya mulai dari pengertian, gejala, penyebab, hingga cara menghadapinya di artikel berikut!

 

Pengertian NPD

Secara psikologis, NPD adalah penyakit mental yang tergolong sebagai gangguan kepribadian (personality disorder). Orang dengan kondisi ini biasanya memiliki rasa percaya diri yang berlebihan, merasa dirinya lebih penting dari orang lain, dan seringkali membutuhkan pujian atau pengakuan terus-menerus.

Narcissistic Personality Disorder adalah salah satu jenis gangguan kepribadian yang diakui dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5). Meskipun terlihat percaya diri, orang dengan NPD sebenarnya bisa sangat sensitif terhadap kritik dan cenderung kesulitan menjalin hubungan yang sehat karena kurangnya empati.

 

Penyebab NPD

Hingga kini, belum ada penyebab pasti yang sepenuhnya menjelaskan mengapa seseorang mengalami NPD. Namun, gangguan ini kemungkinan besar muncul akibat kombinasi faktor lingkungan, genetik, dan psikologis. Berikut beberapa penyebab yang paling umum dikaitkan dengan Narcissistic Personality Disorder.

Faktor Lingkungan

Pola asuh saat anak masih kecil sangat berpengaruh. Misalnya, anak terlalu sering dipuji secara berlebihan, atau sebaliknya, sering dimarahi, diabaikan, atau dikritik terus-menerus. Perlakuan yang tidak konsisten seperti ini bisa membuat anak tumbuh dengan cara pandang yang tidak sehat terhadap dirinya sendiri.

 

Faktor Genetik

Faktor keturunan (genetic predisposition) juga bisa menjadi penyebab Narcissistic Personality Disorder. Ada kemungkinan sifat narsistik diturunkan secara genetik. Jika ada anggota keluarga yang memiliki kepribadian narsistik atau gangguan kepribadian lain, risiko seseorang untuk mengalami NPD bisa terjadi.

 

Faktor Psikologis

Cara seseorang membentuk kepribadian dan mengatasi tekanan emosional, terutama di masa perkembangan juga bisa menyebabkan NPD. Pengalaman traumatis, rasa tidak aman yang mendalam, dan masalah dalam membentuk identitas diri dapat menjadi pemicunya.

Baca Juga: Mengenal 165 Nama-Nama Penyakit Bahasa Inggris

 

Gejala NPD

Gejala NPD bisa berbeda-beda pada setiap orang, tergantung tingkat keparahannya. Namun secara umum, penderita Narcissistic Personality Disorder menunjukkan pola perilaku yang berpusat pada diri sendiri dan kesulitan membangun hubungan yang sehat dengan orang lain. Berikut beberapa gejala umum NPD, antara lain:

  • Merasa sangat penting secara berlebihan (unreasonably high sense of self-importance).
  • Selalu butuh pujian dan kekaguman yang berlebihan.
  • Membesar-besarkan pencapaian atau bakatnya.
  • Merendahkan orang lain yang dianggap tidak penting.
  • Memanfaatkan orang lain demi tujuan pribadi.
  • Tidak bisa memahami atau peduli terhadap perasaan orang lain (lack of empathy).
  • Manipulatif dan eksploitatif

 

Meskipun tampak percaya diri, orang dengan NPD sebenarnya sulit menerima kritik, bahkan terhadap kritik kecil sekalipun. Mereka bisa memberikan beberapa reaksi seperti berikut ini:

  • Cepat marah dan tersinggung jika tidak diberi pengakuan khusus.
  • Sulit berinteraksi dengan orang lain dan mudah merasa diremehkan.
  • Melampiaskan kemarahan dan merendahkan orang lain untuk merasa lebih unggul.
  • Sulit mengelola emosi dan perilaku, terutama saat menghadapi tekanan atau perubahan.
  • Mudah stres dan cemas, terutama jika menghadapi risiko kegagalan.
  • Cenderung menarik diri dari situasi yang menantang, agar tidak terlihat gagal.
  • Menyimpan rasa takut, malu, atau takut gagal secara diam-diam, meski di luar terlihat percaya diri.

 

Baca Juga: Contoh Expressing Satisfaction and Dissatisfaction

 

Contoh NPD

Orang dengan kepribadian NPD cenderung memikirkan diri sendiri dan mengabaikan orang lain, baik dalam ucapan maupun tindakan. Mereka biasanya butuh dipuji dan diperhatikan, tetapi kurang peduli pada perasaan orang lain. Berikut beberapa contoh perilaku yang umum ditunjukkan oleh orang dengan NPD.

Selalu Ingin Jadi Pusat Perhatian

Dalam berbagai situasi, mereka ingin menjadi sorotan utama. Misalnya, saat diskusi kelompok, mereka cenderung terus membicarakan diri sendiri dan tidak tertarik mendengarkan orang lain.

 

Sangat Sensitif terhadap Kritik

Walaupun terlihat percaya diri, mereka sebenarnya mudah tersinggung jika menerima kritik. Bahkan komentar kecil bisa membuat mereka marah, defensif, atau memilih menjauh.

 

Merasa Diri Lebih Istimewa dari Orang Lain

Mereka sering merasa lebih hebat dari orang lain dan hanya ingin bergaul dengan orang yang dianggap “selevel.” Orang lain yang dianggap kurang keren atau tidak cukup hebat bisa langsung diabaikan oleh mereka.

 

Cara Menghadapi NPD

Meskipun NPD adalah gangguan kepribadian (personality disorder) yang tidak bisa disembuhkan secara instan, kondisi ini tetap bisa ditangani dengan terapi dan dukungan yang tepat. Tujuan utama penanganannya adalah membantu penderita membangun harga diri yang lebih sehat dan memiliki harapan yang realistis terhadap orang lain.

Mengikuti Terapi Psikologis (Psikoterapi)

Terapi, seperti terapi perilaku kognitif (CBT), dapat membantu penderita memahami pola pikir dan perilaku mereka, serta belajar cara membangun hubungan yang lebih sehat.

Membangun Kesadaran Diri

Mengenali bahwa ada pola yang tidak sehat dalam cara berpikir dan berperilaku adalah langkah awal yang penting. Hal ini bisa dimulai dengan refleksi diri atau journaling.

Belajar Mengelola Emosi

Penderita NPD sering mengalami ledakan emosi saat dikritik atau tidak mendapat perhatian. Latihan mindfulness dan teknik relaksasi dapat membantu mengontrol reaksi berlebihan.

Meningkatkan Empati

Meskipun sulit, penderita bisa dilatih untuk memahami dan menghargai perasaan orang lain melalui latihan empati di bawah bimbingan profesional.

Baca Juga: Apa Itu Law of Attraction? Definisi, Cara Kerja, dan Penerapannya

 

Quotes Tentang Perilaku NPD

Berikut beberapa quotes dalam bahasa Inggris yang menggambarkan perilaku NPD (Narcissistic Personality Disorder), seperti manipulatif, haus pujian, kurang empati, dan merasa paling benar.

When someone shows you who they are, believe them the first time.” (Saat seseorang menunjukkan siapa dirinya, percayalah sejak awal.)

You can’t set yourself on fire to keep someone else warm.” (Kamu tidak harus membakar dirimu sendiri demi menghangatkan orang lain.)

Behind every narcissist is a deeply insecure person hiding from their own truth.” (Di balik setiap orang narsis, ada seseorang yang sangat tidak percaya diri dan bersembunyi dari kenyataannya sendiri.)

With a narcissist, it’s always about control — disguised as love, concern, or help.” (Bagi orang narsis, semuanya tentang kontrol yang sering disamarkan sebagai cinta, perhatian, atau bantuan.)

Narcissists will never understand the damage they do, because they are too busy seeing themselves as the victim.” (Orang narsis tidak pernah menyadari kerusakan yang mereka timbulkan, karena mereka terlalu sibuk melihat diri mereka sebagai korban.)

 

Contoh Percakapan Dengan Orang NPD Dalam Bahasa Inggris

Berikut contoh percakapan sehari-hari yang mencerminkan interaksi dengan seseorang yang menunjukkan ciri NPD. Kalimat ini bisa digunakan sebagai latihan memahami konteks sosial dan emosi saat berinteraksi dengan seseorang yang memiliki kecenderungan Narcissistic Personality Disorder (NPD).

Overly self-centered reaction (Reaksi yang terlalu berpusat pada diri sendiri)

A:Hey, congrats to Sarah on her promotion!” (“Hai, selamat ya buat Sarah atas promosinya!”)
B:Honestly, I could’ve gotten that promotion too if I really wanted. They just know I’m overqualified.” (“Sejujurnya, aku juga bisa dapat promosi itu kalau aku mau. Mereka cuma tahu aku terlalu berkualitas.”)

 

Refusing feedback or criticism (Menolak kritik atau masukan)

A:I noticed your report had a few errors—maybe we can fix them together?” (“Aku perhatikan ada beberapa kesalahan di laporanmu mungkin bisa kita perbaiki bersama?”)
B:Errors? My work is always top-notch. Maybe you misunderstood it.” (“Kesalahan? Pekerjaanku selalu sempurna. Mungkin kamu saja yang salah paham.”)

 

Showing lack of empathy (Kurang empati)

A:I’m really going through a tough time lately…” (“Akhir-akhir ini aku benar-benar sedang melalui masa sulit…”)
B:Well, we all have problems. You know what I’m dealing with? My assistant forgot to order my coffee again!” (“Ya semua orang juga punya masalah. Tahu tidak, asistenku lupa memesankan kopi untukku!”)

 

Seeking constant admiration (Mencari pujian terus-menerus)

A:You seem quiet today.” (“Kamu kelihatan pendiam hari ini.”)
B:I’m just tired of people not appreciating how hard I work. I do so much more than everyone else, but no one notices.” (“Aku hanya lelah karena orang-orang tidak menghargai kerja kerasku. Aku kerja jauh lebih banyak dari yang lain, tapi tidak ada yang lihat.”)

 

Conversation with boundary setting (Menetapkan batas dalam hubungan)

A:I care about you, but I also need to feel heard and respected in this relationship.” (“Aku peduli sama kamu, tapi aku juga butuh merasa didengarkan dan dihargai dalam hubungan ini.”)
B:So now I’m the bad person again? You always twist things to make me the problem.” (“Jadi sekarang aku yang salah lagi? Kamu selalu memutar balikkan semuanya agar aku yang kelihatan buruk.”)
A : “I’m not blaming you. I just want to create a healthier way for us to communicate.” (“Aku tidak menyalahkan kamu. Aku cuma ingin kita bisa berkomunikasi dengan cara yang lebih sehat.”)

Finally, it’s a wrap! Gimana, sudah lebih paham kan tentang Narcissistic Personality Disorder? Semoga penjelasan di atas bisa bantu kamu mengenali ciri-ciri NPD dan tahu cara menghadapi orang dengan gangguan ini dengan lebih baik ya.

Nah, kalau kamu tertarik belajar materi bahasa Inggris lainnya, yuk join kelas gratis English Academy! Di sini, kamu bisa belajar bareng tutor lokal dan internasional. Selain itu, kelasnya juga interaktif dan materinya dikemas dengan cara yang seru serta mudah dipahami. Konsultasi sekarang juga!

CTA English Academy Konsultasi Gratis

Reference:

Mayo Clinic. (April 06, 2023). Narcissistic personality disorder. Diakses 7 Juli 2025, dari https://www-mayoclinic-org.translate.goog/diseases-conditions/narcissistic-personality-disorder/symptoms-causes/syc-20366662?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc.
National Library of Medicine. (March 1, 2024). Narcissistic Personality Disorder. Diakses 7 Juli 2025, dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK556001/.
WebMD. (February 13, 2024) Narcissistic Personality Disorder: Signs, Traits, and Tests. Diakses 7 Juli 2025, dari https://www.webmd.com/mental-health/narcissistic-personality-disorder.

Olivia Yunita